Rabu 18 Dec 2013 20:38 WIB

Internasional Kian Prihatinkan Kerusuhan Politik Thailand

Demonstran antipemerintah melambaikan bendera Thailand, menuntut PM Yingluck Shinawatra mundur dari jabatannya.
Foto: AP PHOTO
Demonstran antipemerintah melambaikan bendera Thailand, menuntut PM Yingluck Shinawatra mundur dari jabatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Lima-puluh negara telah mengeluarkan pernyataan keprihatinan mereka sehubungan dengan kerusuhan politik di Thailand. Keterangan itu disampaikan Kepala Pusat bagi Administrasi Perdamaian dan Ketenangan di Thailand Surapong Tohvichakchaikul pada Rabu (18/12).

India dan Sri Lanka adalah negara paling akhir yang menyiarkan pernyataan untuk mendukung Thailand, kata Surapong. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga telah menyampaikan dukungannya, ia menambahkan.

Semua negara itu berharap semua pihak di Thailand bisa menyelesaikan krisis saat ini melalui pembicaraan dan melalui cara demokratis dan undang-undang dasar, kata Surapong.

Ia memperingatkan pemrotes anti-pemerintah mengenai resiko kemunduran yang dialami negeri tersebut setelah tindakan yang bertolak-belakang dengan demokrasi, kata Xinhua.

Pemimpin pemrotes Suthep Thaugsuban pada Selasa malam (17/12) mengumumkan pawai besar baru akan diselenggarakan pada Ahad (22/12).

Suthep menyeru rakyat Thailand agar bergabung dalam upaya memaksa penjabat Perdana Menteri Yingluck Shinawatra meletakkan jabatan.

Yingluck pada Rabu mendesak pemrotes agar tidak melanggar hukum, ketika mengadakan pertemuan terbuka di luar rumahnya pada Ahad.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement