Rabu 18 Dec 2013 21:28 WIB

Kerusuhan Thailand Mengundang Keprihatinan Dunia

Demonstran antipemerintah melambaikan bendera Thailand, menuntut PM Yingluck Shinawatra mundur dari jabatannya.
Foto: AP PHOTO
Demonstran antipemerintah melambaikan bendera Thailand, menuntut PM Yingluck Shinawatra mundur dari jabatannya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Kepala Pusat bagi Administrasi Perdamaian dan Ketenangan Thailand Surapong Tohvichakchaikul mengatakan sebanyak 50 negara menyampaikan keprihatinan mereka sehubungan dengan kerusuhan politik di negeri Gajah Putih. 

"India dan Sri Lanka adalah negara paling akhir yang menyiarkan pernyataan untuk mendukung Thailand," kata Surapong, Rabu (18/12).

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga telah menyampaikan dukungannya. Semua negara itu berharap semua pihak di Thailand bisa menyelesaikan krisis saat ini melalui pembicaraan dan melalui cara demokratis dan undang-undang dasar.

Surapong memperingatkan pemrotes anti-pemerintah mengenai resiko kemunduran yang dialami negeri tersebut setelah tindakan yang bertolak belakang dengan demokrasi.

Pemimpin pemrotes Suthep Thaugsuban pada Selasa (17/12) malam mengumumkan pawai besar baru akan diselenggarakan pada Ahad (22/12).

Suthep menyerukan rakyat Thailand agar bergabung dalam upaya memaksa penjabat Perdana Menteri (PM) Yingluck Shinawatra meletakkan jabatan. Yingluck mendesak pemrotes agar tidak melanggar hukum.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement