REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Perkelahian menyebar di selatan Sudan setelah percobaan kudeta sempat terjadi di Ibukota Juba akhir pekan lalu.
Bentrok juga terjadi di ibu kota negara bagian Jonglei, Kota Bor, dan di Kota Torit, ibu kota negara bagian Eastern Equatoria.
Presiden Salva Kiir menuding mantan Wakil Presiden Riek Machar merencanakan kudeta. Riek membantah tudingan itu.
Pada Rabu (18/12), Kiir mengatakan berkeinginan untuk memulai perundingan dengan Machar. Walau Kiir tak bisa menjanjikan hasil perundingan.
Wali Kota Bor Nicholas Nhial Majak, melalui siaran BBC mengatakan kekerasan berawal dari Juba pada Ahad (15/12) lalu dan merambat ke Bor. Bor banya berjarak 150 kilometer utara Juba.
Pasukan loyalis komandan militer Peter Gadet menyerang Bor tiba-tiba. "Seisi kota panik. Kami meminta pemerintah segera mengirim bantuan untuk meredakannya," ungkap Nhial.
Palang Merah Sudan melaporkan 19 orang tewas akibat kejadian itu. Seorang saksi mengatakan pasukan oposisi menyerang kantor polisi dan membebaskan para tahanan.
Juru bicara Presiden Ateny Wek Ateny mengatakan pemerintah telah mengambil alih Juba dan kota-kota lainnya.