Kamis 19 Dec 2013 21:21 WIB

50 Ribu Anak Suriah Berjuang untuk Bertahan Hidup

Rep: Achmad Islamy Jamil/ Red: Yudha Manggala P Putra
Anak-anak Suriah mengantre jatah makanan di pengungsian.
Foto: EPA
Anak-anak Suriah mengantre jatah makanan di pengungsian.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS — Sebanyak 16 anak di Suriah dilaporkan meninggal kedinginan lantaran cuaca ekstrem yang tengah melanda kawasan itu. Perjuangan hidup para pengungsi pun semakin berat, karena musim dingin mencengkeram negeri yang kini berada di bawah bayang-bayang perang saudara itu.

Aktivis IHH (sebuah yayasan bantuan kemanusiaan dari Turki), Burak Karacaoglu mengatakan, hampir 50 ribu anak kini sedang berjuang untuk bertahan hidup di tenda-tenda darurat disiapkan oleh warga Suriah di dekat perbatasan Turki.

“Para pengungsi Suriah berada dalam situasi yang sangat sulit. Arus bantuan ke lokasi sangat tidak memadai. Sementara, anak-anak yang tinggal di tenda-tenda harus memerangi epidemi,” kata Karacaoglu, seperti dikutip dari World Bulletin, Kamis (19/12).

Karacaoglu menuturkan, setiap hari semakin banyak saja warga Suriah yang mengungsi ke kamp-kamp perbatasan. Ditambah lagi, kurangnya bahan bakar untuk menghangatkan tubuh, membuat anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan menghadapi kondisi yang kian memburuk tersebut.

“Sampai hari ini, delapan puluh persen pasien di rumah sakit sementara yang dijalankan oleh para dokter sukarela adalah anak-anak,” ujarnya.

Salah satu pengungsi, Sosen Ahmed (50 tahun) mengatakan, ia sekarang menghadapi kesulitan paling berat dalam hidupnya.

Putrinya yang baru saja lahir, Hewler, ikut menanggung penderitaan karena mengidap sejumlah penyakit sejak kelahirannya.

“Kami tidak bisa kembali ke kampung halaman, sebelum (Presiden Suriah) Bashar Al Assad ditumbangkan. Kami bingung, tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk melanjutkan hidup,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement