REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Para pemberontak Sudan Selatan yang memerangi pasukan pemerintah menolak upaya perdamaian Kamis saat kawasan tersebut bergegas untuk mencegah negara termuda dunia itu runtuh hanya dua tahun setelah kelahirannya.
Pasukan yang setia kepada buronan mantan wakil presiden Riek Machar merebut kota Bor Rabu malam, kata juru bicara militer Philip Aguer, saat pertempuran terus berlangsung di bagian timur negara bagian Jonglei.
Para penyerang menyerbu sebuah markas PBB di kota terpencil Jonglei Akobo di mana warga sipil berlindung pada Kamis, adalah jantung masyarakat Lou Nuer , kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq, dengan "beberapa korban jiwa" dikhawatirkan jatuh.
Presiden Salva Kiir menyalahkan pertumpahan darah it pada upaya kudeta oleh rival abadinya Machar, yang mengatakan dugaan penggulingan adalah kebohongan untuk menutupi pembersihan rezim.
Kiir mengatakan ia siap untuk "duduk di meja perundingan" tetapi Machar, yang dipecat oleh presiden pada Juli, menolak tawaran itu.
Dalam sebuah wawancara dengan radio RFI Kamis, Machar mengatakan ia telah mengajukan imbauan kepada partai berkuasa dan militer "untuk menghapus Salva Kiir dari kepemimpinan negara".
Sekitar 450 orang tewas di ibu kota Juba sejak pertempuran pecah pada Minggu, termasuk sekitar 100 tentara, kata Aguer.