REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, pada Jumat (20/12) mengatakan, ia tidak akan bernegosiasi dengan Partai Republik atas kenaikan pagu utang pemerintah federal dan kebijakan fiskal yang nyerempet bahaya tidak akan terulang.
Anggota parlemen AS, menurut laporan Xinhua yang dikutip Sabtu (21/12) akan meningkatkan kewenangan pinjaman pemerintah federal secara tepat waktu dan melaksanakan reformasi pajak potensial setelah mencapai kesepakatan anggaran bipartisan baru-baru ini, Obama mengatakan pada konferensi pers akhir tahun di Gedung Putih sebelum berangkat liburan di Hawaii dengan keluarganya.
Fiskal yang nyerempet bahaya atas plafon utang akan menjatuhkan negara itu ke dalam krisis baru, kata Obama, menambahkan bahwa ia berharap kesepakatan anggaran pemerintah dua tahun terbaru yang ditandatangani oleh negosiator bipartisan bisa menciptakan "pola yang bagus" untuk kerja sama bipartisan tahun depan.
Pemerintah federal ditutup selama 16 hari mulai 1 Oktober, dan hanya dibuka kembali setelah Kongres menyetujui kesepakatan jangka pendek untuk mendanai pemerintah hingga 15 Januari dan menaikkan pagu utang sampai 7 Februari.
Ekonomi AS sekarang lebih kuat daripada waktu yang lama sebelumnya, namun upaya-upaya harus dilakukan untuk membantu lebih banyak orang Amerika menikmati kemakmuran ekonomi, kata Obama kepada wartawan.