Sabtu 21 Dec 2013 09:26 WIB

PBB Umumkan 2 Prajurit India Tewas di Sudan Selatan

Masyarakat Sudan Selatan di penampungan misi PBB di sana (UNMISS) di Juba, 17 Desember 2013.
Foto: Reuters/UNMISS
Masyarakat Sudan Selatan di penampungan misi PBB di sana (UNMISS) di Juba, 17 Desember 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Dua prajurit penjaga perdamaian asal India tewas dan satu orang terluka parah ketika penyerang menyerbu sebuah pangkalan di Sudan Selatan pada Kamis, demikian diumumkan PBB, Jumat (20/12).

Konfirmasi mengenai kematian kedua prajurit itu disampaikan menjelang pembicaraan darurat Dewan Keamanan PBB mengenai krisis di Sudan Selatan, dimana pasukan yang setia pada Presiden Salva Kiir bertempur dengan prajurit pendukung mantan Wakil Presiden Riek Machar.

"Kami bisa memastikan bahwa dua prajurit batalyon India UNMISS tewas dalam serangan," kata Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) dalam sebuah pernyataan mengenai serangan di Akobo di negara bagian Jonglei yang dilansir AFP, Sabtu (21/12). Pengumuman itu disampaikan duta besar India di PBB, sehari sebelumnya.

PBB mengatakan, seorang prajurit ketiga India dibawa ke sebuah pangkalan lain di Malakal di Jonglei. Pernyataan itu tidak menyinggung-nyinggung lebih dari 30 warga sipil yang mengungsi di pangkalan kecil Akobo itu dan dikhawatirkan menjadi target dari penyerang etnik Nuer.

"UNMISS mengutuk kekerasan yang terjadi di Akobo dan berlanjut di daerah-daerah lain (Sudan Selatan)," kata pernyataan itu. "Kami mendesak semua pihak dalam krisis itu mengendalikan diri dan mengupayakan penyelesaian damai atas krisis tersebut," tambahnya.

Di tengah meningkatnya kekerasan di negara Afrika tersebut, seorang pejabat perusahaan minyak milik Cina, Kamis, mengatakan, sedikitnya lima pekerja Sudan Selatan tewas setelah sejumlah orang menyerang kompleks ladang minyak utama di negara bagian Unity.

Sekelompok orang bersenjata datang ke kompleks itu dan membunuh pegawai pada Rabu larut malam, kata seorang pejabat senior di perusahaan Greater Nile Petroleum Operating Company (GNPOC). Belum jelas apakah serangan itu terkait dengan perang antara oposisi dan pasukan pemerintah, setelah usaha kudeta terhadap Presiden Sudan Selatan Salva Kiir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement