Ahad 22 Dec 2013 16:29 WIB

Ban Ki-Moon Minta Krisis Filipina Tidak Dilupakan

Ban Ki Moon
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Ban Ki Moon

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon menyerukan kepada negara donor untuk mengulurkan bantuan bagi Filipina yang terlanda bencana topan.

"Kita tidak boleh membiarkan Filipina menjadi krisis yang terlupakan," kata Ban kepada wartawan sehari setelah berkunjung ke kota Tacloban, yang paling parah terkena bencana tersebut, ahad (22/12).

Dia mengatakan PBB baru berhasil menyalurkan 30 persen dari 791 juta dolar bantuan yang dijanjikan untuk evakuasi korban dan pemulihan wilayah yang terkena badai topan Haiyan bulan lalu.

"Saya meminta kepada komunitas donor agar mempercepat dan meningkatkan skala bantuan mereka," kata Ban setelah bertemu dengan utusan dari sejumlah negara donor di Manila, Minggu.

Dia mengaku sangat tersentuh setelah berkunjung ke Tacloban, tempat para relawan berjuang untuk memberikan bantuan di tengah berbagai kendala yang dihadapi.

Ban mengakui adanya upaya bantuan yang tersendat sesaat setelah bencana topan terjadi akibat terputusnya akses ke wilayah kepulauan pinggiran Filipina yang terkena bencana.

Namun, dia menegaskan kembali keteguhan komitmen PBB untuk membantu Filipina sesuai dengan rencana ambisius untuk membangun kembali wilayah yang terkena dampak bencana.

Presiden Filipina Benigno S. Aquino III pada Sabtu mengucapkan terima kasih kepada tamunya Ban Ki-Moon atas bantuan dan perhatian yang disampaikan kepada negaranya.

Aquino menyampaikan hal itu di Istana Malacanang ketika Ban Ki-moon melakukan kunjungan kehormatan sebelum bertolak ke Tacloban yang terletak di Provinsi Filipina tengah, Leyte.

Aquino dan Sekjen PBB membahas upaya pemulihan dan rekonstruksi untuk daerah-daerah yang dilanda topan, kata Juru Bicara Wakil Presiden Abigail Valte dalam wawancara dengan sebuah stasiun radio pemerintah.

Badai Topan Super Haiyan menyapu wilayah Filipina bagian tengah pada 8 November lalu, yang memicu gelombang besar seperti tsunami yang menghantam area pemukiman dan komersial.

Topan tersebut merupakan salah satu yang terkuat yang pernah menghantam daratan. Sebanyak 6.012 orang dinyatakan tewas dan 1.779 orang dinyatakan hilang akibat bencana itu, berdasarkan perhitungan pemerintah.

Bencana tersebut juga menyebabkan kerugian hingga 12,9 miliar dolar dan 4,4 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Pemerintah Filipina mengatakan pihaknya membutuhkan dana sebesar 8,17 miliar dolar AS untuk upaya rekonstruksi besar-besaran selama empat tahun ke depan.

sumber : Antara/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement