Senin 23 Dec 2013 11:49 WIB

Jenderal Militer Sudan Selatan Nyatakan Perang Terhadap Pemerintah

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Djibril Muhammad
Peta wilayah Sudan Selatan
Foto: IST
Peta wilayah Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Dua pangkalan militer milik Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA) di negara bagian Jonglei diserang tentara Jenderal Peter Gatdet Yak, Rabu pekan lalu.

Seperi dilansir All Africa, Ahad (22/12), penyerangan tersebut hanya berselang beberapa hari setelah Presiden Kiir menuduh lawan politiknya melakukan kudeta. Klaim ini secara luas dianggap tidak berdasar.

Sejumlah pejabat pemerintah menyebut hal itu dilakukan 'orang dalam' sebagai alasan untuk melawan siapa saja yang mencoba menjatuhkan kepemimpinan Kiir.

Di Torit, ibu kota negara bagian Eastern Equatoria dan Bor terjadi kerusuhan yang meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang yang meluas. Kantor Berita Sudan Selatan (SSNA) belum bisa memverifikasi siapa yang bertanggung jawab.

Sebuah sumber yang dekat dengan tentara Gatdet mengatakan kepada SSNA, Jenderal telah mempersiapkan diri. Siapapun yang mempertanyakan kemampuannya adalah orang bodoh.

"Mereka yang mata dan pikirannya bekerja, sebaiknya tidak bertanya," ujar juru bicara pribadi Jenderal Peter Gatdet. Ia menolak mengomentari mengenai serangan yang terjadi di Jonglei.

Serangan yang dilakukan tentara Gatdet terhadap pasukan yang loyal kepada presiden menyebabkan gelombang kepanikan di seluruh negeri dan menimbulkan ketakutan di ibukota Juba. Tentara Gatdet menguasai penuh seluruh perlengkapan militer dan senjata berat.

Dua pangkalan militer yang diserang adalah Pan-pandiar dan Malual-chaat yang terletak di dan sekitar Bor, ibukota negara bagian Jonglei.

sumber : all africa
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement