REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Pemerintah Sudan Selatan menyatakan negara bagian Unity di bawah kendali oposisi. Unity merupakan salah satu wilayah produksi minyak.
Mantan Wakil Presiden Riek Machar membantah pasukannya dipukul mundur keluar Bor oleh pasukan pemerintah. Juru bicara pasukan pemerintah Sudan Selatan sendiri bersikukuh mengklaim telah menaklukan kota di utara Juba itu.
Otoritas Bentiu, ibu kota negara bagian Unity State, mengatakan jalan-jalan dipenuhi jenazah. Kota pun perlahan mulai lumpuh. "Ratusan jenazah masih tergeletak belum dikubur," kata otoritas setempat kepada AFP.
Juru bicara militer Aguer mengatakan negara bagian Unity terpecah, sebagian di bawah kendali SPLa dan pemerintah. Sementara sebagian lagi diduduki pendukung Riek Machar.
"Kami belum bisa mengambil alih Bentiu. Kami juga belum mengetahui berapa banyak korban luka dan tewas," kata Aguer.
Sejak pekan lalu konflik bersenjata terjadi di Sudan Selatan. Konflik terus meluas dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi.
Konflik dipicu tudingan Presiden Kiir kepada mantan Wakil Presiden Machar yang mencoba melalukan kudeta. Machar sendiri membantah itu. Walau ia tak menampik ingin menjadi presiden 2015 mendatang.