REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir, mengatakan dia siap untuk melakukan pembicaraan dengan saingannya Riek Machar tanpa prasyarat. Hal ini disampaikan Utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk negara yang kini dalam masalah konflik, Donald Booth, Senin (23/12).
"Saya telah melakukan diskusi jujur dan terbuka dengan Presiden Salva Kiir," kata Booth, di Juba, kepada para wartawan di Washington, seperti dilansir dari AFP, Selasa (24/12). "Yang penting, Presiden Kiir berkomitmen kepada saya bahwa ia siap untuk memulai pembicaraan dengan Riek Machar untuk mengakhiri krisis tanpa prasyarat secepat rekannya itu bersedia."
Booth, yang juga utusan khusus AS untuk Sudan, mengatakan ia bertemu dengan kelompok 11 tokoh senior di Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan yang berkuasa yang masih ditahan di Juba.
Pemerintah Kiir pekan lalu mengumumkan penangkapan 10 orang, banyak dari mereka mantan menteri, sehubungan dengan investigasi terhadap dugaan percobaan kudeta yang oleh Machar terhadap Kiir. "Saya bisa melaporkan bahwa mereka aman dan diurus dengan baik," kata Booth. Dikatakannya, mereka menyampaikan keinginannya untuk berunding dengan damai dan melakukan rekonsiliasi nasional.
Tentara Sudan Selatan pada Senin siap untuk serangan besar terhadap kekuatan pemberontak, saat negara itu meluncur ke arah perang saudara meskipun terdapat upaya-upaya perdamaian internasional.
Dewan Keamanan PBB berupaya untuk mengadakan pembicaraan darurat mengenai situasi itu Senin petang. Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki -moon menyerukan penguatan misi PBB di Sudan Selatan.
Pentagon sebelumnya mengatakan bahwa militer AS akan mengerahkan kembali pesawat-pesawat dan kekuatan lain di Tanduk Afrika itu untuk mempersiapkan kemungkinan evakuasi lebih lanjut warga Amerika dari Sudan Selatan.