REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akhirnya angkat bicara soal tuduhan yang menyebutkan AS dan Inggris telah memata-matai para pemimpin Israel.
"Hal semacam itu tidak dapat diterima dalam sebuah hubungan sekutu," ujar Netanyahu, seperti dilansir World Bulletin, Senin (23/12).
Menurutnya, hubungan antara AS dan Israel selama ini sangat dekat. Kendatipun begitu, tindakan AS yang memata-matai pimpinan negaranya tidak dapat diterima karena dapat mencederai hubungan baik tersebut.
"Terkait isu yang beredar dalam beberapa hari terakhir, saya telah meminta adanya pemeriksaan terhadap masalah ini,” kata Netanyahu lagi.
Dia tidak merinci apakah Israel akan meminta Washington mengklarifikasi persoalan ini.
Jumat (20/12) lalu, sebuah dokumen yang dibocorkan Edward Snowden mengungkapkan informasi menarik. Badan Keamanan Nasional AS (NSA) dan badan intelijen asal Inggris GCHQ ternyata telah menargetkan penyadapan terhadap alamat email sejumlah petinggi Israel pada 2009.
Di antaranya adalah alamat email yang terdaftar sebagai milik mantan Perdana Menteri Ehud Olmert dan beberapa pejabat senior Israel.