REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perdana Menteri Mesir, Hazem Beblawi, Selasa menyatakan gerakan Ikhwanul Musilimin merupakan satu kelompok 'teroris'. Pernyataan tersebut dilontarkan setelah satu serangan bom mobil menghancurkan gedung kepolisian dan menewaskan setidaknya 14 orang.
Kecaman Beblawi tehadap kelompok itu datang hanya beberapa minggu menjelang satu referendum mengenai konstitusi baru yang merupakan satu langkah penting pertama menuju demokrasi sejak penggulingan presiden Mohamed Moursi Juli.
"Perdana Menteri Beblawi mengumumkan Ikhwanul Muslimin sebagai satu organisasi teroris," kata kantor berita MENA yang mengutip pernyataan juru bicara perdana menteri itu Sherif Showky.
Satu pengadilan Mesir telah melarang kegiatan-kegiatan Ikhwanul Muslimin di mana Muhammad Mursi adalah salah satu tokoh pentingnya. Sementara, pihak berwenang pemerintah yang dilantik militer itu sering menuduh kelompok itu mendanai dan melatih kelompok garis keras di Semenanjung Sinai.
Pernyataan Beblawi bahwa Ikhwanul Muslimim satu organisasi teroris mungkin satu usaha lebih jauh pemerintah sementara untuk mengucilkan gerakan itu menjelang referendum konstitusi.
Gerakan politik dan sosial yang telah berusia 85 tahun itu menang dalam sejumlah pemungutan suara setelah menggulingkan diktator Hosni Mubarak pada 2011. Mursi pun terpilih menjadi Presiden Mesir pertama yang dipilih secara bebas setelah menang tahun lalu.