REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Serangan pesawat-pesawat tempur Suriah menewaskan lebih dari 330 orang dalam operasi pemboman sembilan hari di Aleppo. Amerika Serikat mengecam serangan serampangan itu.
Pesawat-pesawat tempur menjatuhkan bom-bom ke daerah-daerah pinggiran Aleppo yang dikuasai pemberontak. Satu taktik yang dikecam luas sebagai tindakan tidak sah.
''Rumah-rumah sakit menampung banyak korban,'' kata para penggiat, dokter dan lain-lainnya.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), yang mengandalkan laporannya pada satu jaringan aktivis dan para saksi mata di lapangan, Senin mengatakan 331 orang tewas sejak 15 Desember termasuk 99 anak-anak.
SOHR mengatakan 30 dari para korban tewas Senin dalam serangan-serangan terhadap distrik-distrik Marjeh dan Soukkari, Aleppo, yang dulu adalah pusat bisnis Suriah.
Para aktivis menyiarkan gambar tentang apa yang mereka katakan satu sekolah yang jadi sasaran di desa Marea dekat Aleppo. Anak-anak terlihat berlarian dan menjerit dari sekolah itu sementara ledakan terjadi.
Satu sumber keamanan mengemukakan tentara Presiden Bashar al-Assad menerapkan taktik serangan bom karena kekurangan pasukan darat. Sumber membantah banyaknya korban sipil adalah karena pemberontak -- yang dicap 'teroris' oleh pemerintah-- berpangkalan di daerah permukiman penduduk.
Aleppo terbelah dua antara oposisi dan pasukan pemerintah sejak satu serangan besar-besaran pemberontak Juli 2013.
Sementara itu, Gedung Putih mengecam pemerintah Bashar atas pemboman-pemboman itu.
"Amerika Serikat mengecam serangan udara yang terus dilakukan oleh pasukan pemerintah Suriah terhadap para warga sipil, termasuk serangan sembarangan menggunakan rudal-rudal Scud dan bom-bom di sekitar Aleppo pekan lalu," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Garney.