REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hubungan bilateral antara pemerintah Republik Indonesia dan Republik Belarus paling dinamis terjadi selama 2013.
"Selain memperingati 20 tahun hubungan diplomatik kedua negara, di tahun ini juga terjadi peningkatan sangat signifikan dalam hubungan bilateral Indonesia - Belarus," kata Dubes RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus Djauhari Oratmangun melalui surat elektroniknya yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.
Pada pekan lalu, Djauhari Oratmangun juga menyampaikan hal itu saat menghadiri undangan kehormatan dari Deputi Menlu Belarus Valentin Rybakov di Minks, ibu kota Belarus.
Dubes menyebutkan indikator hubungan bilateral yang paling dinamis terjadi pada tahun ini juga ditandai dengan kunjungan Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko dan sejumlah pejabat tinggi negeri itu ke Indonesia pada Maret lalu.
Ketua DPR Marzuki Alie dan rombongan termasuk yang telah mengunjungi Belarus pada tahun ini, kata Dubes Djauhari Oratmangun.
Ia menambahkan dalam bidang ekonomi dan perdagangan juga tercatat peningkatan yang signifikan meskipun angkanya masih belum menunjukkan potensi sesungguhnya dari kedua negara.
Menurut Dubes, Indonesia merupakan mitra terbesar Belarus di kawasan ASEAN.
Pada Januari-Juli 2013 sudah tercatat nilai perdagangan kedua negara pada angka 84,3 juta dolar AS atau meningkat 68 persen di bandingkan total perdagangan periode yang sama pada 2012 yang baru mencatat angka 50,2 juta dolar AS.
Disebutkan bahwa Deputi Menlu Belarus Valentin Rybakov juga sepakat bahwa hubungan kedua negara di tahun ini meningkat secara signifikan meskipun masih belum menunjukkan potensi sesungguhnya yang dimiliki kedua negara.
"Di tahun mendatang, kedua pihak sepakat untuk lebih meningkatkan hubungan dan kerja sama yang telah ada termasuk merealisasikan sejumlah persetujuan bilateral yang ditandatangani saat kunjungan Presiden Lukashenko ke Indonesia," kata Valentin Rybakov.
Selain hubungan antarpemerintah, hubungan bisnis dari perusahaan kedua negara juga mengalami kemajuan yang cukup besar hingga akhir tahun ini.
"Selama 2013, Belarusian Potash Company telah menyuplai sekitar 250 ribu ton pupuk ke Indonesia," ujar Deputi Dirjen Penjualan dan Logistik Belarusian Potash Company Oleg Petrov.
Kerja sama bidang penelitian antara Indonesia-Belarus juga berjalan baik, khususnya dalam bidang metalurgi antara LIPI dan National Academy of Science of Belarus yang telah menandatangani persetujuan bersama pada akhir 2012.
Menurut Dubes Djauhari Oratmangun, selain kontak antarpemerintah dan pengusaha, Indonesia dan Belarus juga perlu meningkatkan hubungan kontak antarwarga antara lain melalui arus wisatawan kedua negara.
Untuk itu, katanya, KBRI lebih meningkatkan promosi pariwisata Indonesia di Belarus antara lain dengan mengikuti pameran pariwisata Otdykh Leisure 2014 pada April mendatang.
Hingga tahun 2013, jumlah wisatawan Belarus ke Indonesia masih pada kisaran 600 ribu orang dan diharapkan meningkat pada tahun-tahun mendatang.
Republik Belarus merupakan sebuah negara pecahan Uni Soviet yang bersama-sama Rusia dan Kazakhstan bergabung dalam sebuah "custom union" yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk menjadi pintu masuk bagi produk-produk Indonesia.
Indonesia dapat menjadi pusat (hub) bagi masuknya produk-produk Belarus ke negara-negara ASEAN.
Selain potasium, yang menonjol dari Belarus adalah produk-produk alat berat "Belaz" antara lain berupa truk berukuran raksasa yang biasa digunakan untuk daerah pertambangan.