Rabu 25 Dec 2013 15:02 WIB

China Serukan Penghentian Perang di Sudan Selatan

Sudan dan Sudan selatan
Sudan dan Sudan selatan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menyeru semua pihak dalam konflik di Sudan Selatan menghentikan pertempuran, kata kementerian luar negeri China, semntara Dewan keamanan PBB menyetujui rencana peningkatan hampir dua kali lipat jumlah pasukan pemeliharaan perdamaian di negara itu.

Konflik di Sudan Selatan telah menewaskan ratusan orang dan sekitar 45.000 warga sipil mencari perlindungan di pangkalan-pangkalan PBB.

Aksi kekerasan meletus di ibu kota Juba pada 15 Desember dan segera meluas, yang memecah belah rakyat negara yang berpenduduk 10,8 juta jiwa berdasarkan garis etnik.

Perang itu juga berdampak pada produksi minyak, yang merupakan 98 persen dari pendapatan pemerintah Sudan Selatan. Perang itu juga memaksa perusahaan milik China National Petroleum Company, satu investor penting minyak di Sudan Selatan, mengungsikan sejumlah pekerja mereka.

Kementerian luar negeri China dalam satu pernyataan Selasa malam mengatakan wakil menteri luar negeri Zhang Ming mengatakan akan terus memperhatikan dengan cermat konflik itu dan dampaknya pada tetangga-tetangga Sudan Selatan.

"Sebagai sahabat dan mitra Sudan Selatan, China mengimbau semua pihak dalam konflik itu segera menghentikan aksi-aksi permusuhan, dan membuka perundingan-perundingan secepat mungkin," kata pernyataan itu mengutip Zhang.

Pernyataan itu dikeluarkan dalam satu pertemuan dengan para diplomat dari negara-negara anggota East African Intergovernmental Authority in Development (IGAD), satu organisasi pembangunan beranggotakan tujuh negara yang termasuk Sudan dan Kenya, kata pernyataan itu.

Zhang juga mengatakan China mendukung IGAD mengirimkan satu tim penengah ke Sudan Selatan.

Pekan lalu, kantor berita pemerintah China, Xinhua mengatakan satu ladang minyak di daerah utara Sudan Selatan, yang dioperasikan oleh satu konsorsium perusahaan-perusahaan India, Malaysia dan Sudan Selatan dilanda kerusuhan yang menewaskan 14 pekerja minyak Sudan Selatan.

Juru bicara kementerian luar negeri Hua Chunying dalam pertemuan reguler dengan media Selasa mengemukakan tidak ada warga China yang dilaporkan cedera dalam konflik itu.

Pada Selasa malam,Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara, yang termasuk China, dengan suara bulat menyetujui satu rencana Sekjen PBB Ban Ki-moon untuk menambah kekuatan pasukan pemelihara perdamaian di Sudan Selatan menjadi 12.500 tentara dan 1.323 polisi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement