REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un mendesak militer negara itu meningkatkan kesiapan tempurnya, dan mengataan perang dapat meletus "tanpa ada pemberitahuan terlebih dulu", kata media pemerintah Rabu.
Desakan itu datang pada saat ketegangan meningkat di Semenanjung Korea setelah pengeksekusian paman Kim yang juga bekas mentornya dalam satu pembersihan publik yang tidak biasa terjadi.
Kim mengunjungi Komando Satuan Gabungan Luas 526 Malam Natal, kata kantor berita resmi Korut Korean Central News Agency (KCNA).
"Ia menginstruksikan satuan itu meningkatkan kesiagaan tempurnya selalu ingat bahwa perang meletus tanpa ada pemberitahuan terlebih dulu," katanya.
Unit itu berpangkalan di kota pelabuhan Nampo, Korut barat, kata kantor berita Korea Selatan Yonhap.
Kekhawatiran makin meningkat atas stabilitas pemerintah itu setelah pengeksekusian Jang Song-Thaek, seorang pemimpin senior yang juga paman dan mantan penasehat politik pemimpin muda itu.
Seoul dan Washington memperingatkan kemungkinan tindakan-tindakan provokatif oleh Korut yang memiliki senjata nuklir itu setelah pembersihan pejabat itu.
Presiden Korsel Park Geun-Hye menyerukan peningkatan kesiagaan keamanan" dalam lawatannya Selasa ke satu pos penjagaan garis depan, menyebut situasi di perbatasan itu sebagai "tidak menyenangkan".
"Kita harus bereaksi keras dan tanpa ampun setiap provokasi oleh Korut," katanya.
Dalam hari-hari belakangan ini gerakan proganda negara itu semakin meningkat yang menyebut Jang sebagai pengkhianat sementara memuji kepemimpinan Kim.
Puluhan ribu tentara berjanji setia kepadanya dalam satu peringatan ulang tahun kematian ayahnya Selasa lalu.
Dinasti Kim memerintah negara miskin tetapi memiliki senjata nuklir itu sejak tahun 1940 dengan tangan besi.