REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Rabu mengumpulkan anggota kabinetnya guna membahas sejumlah cara yang diharapkan dapat meredam eskalasi ketegangan di sepanjang perbatasan Israel-Jalur Gaza.
Ketegangan di perbatasan selatan muncul setelah seorang penembak jitu menewaskan warga sipil Israel yang tengah memperbaiki pagar perbatasan, yang kemudian dibalas dengan serangkaian serangan Israel yang menewaskan dua warga Palestina serta melukai beberapa warga lain.
Dalam aksi kekerasan yang terburuk sejak baku tembak delapan hari pada November tahun lalu, Israel mengerahkan jet tempur, tank, dan tentara untuk menghancurkan aset HAMAS di Gaza, termasuk gudang senjata dan sebuah roket peluncur granat bawah tanah.
Meskipun Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel, Moshe Ya'aalon, bereaksi keras terhadap HAMAS terkait insiden itu dengan memperingatkan HAMAS dan kelompok milisi lain yang beroperasi di wilayah pantai Palestina, para pejabat mengatakan Israel sedang berupaya untuk menahan eskalasi.
Pejabat senior Israel mengatakan bahwa HAMAS, yang menguasai Gaza pada 2007, juga tidak menginginkan eskalasi kekerasan di wilayah tersebut.
"Kami akan melihat dalam beberapa hari ke depan. Tetapi, tampaknya HAMAS juga tidak menginginkan eskalasi. Mereka tengah menjalani masa sulit dan takut terhadap tentara Israel," katanya kepada laman berita Ynet.