REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Ansar Bayt al-Maqdis, sebuah kelompok militan yang bermarkas di Sinai, Rabu menyatakan bertanggung jawab atas serangan terhadap kantor polisi Mesir di kota Delta Nil, Mansoura, yang menewaskan 16 orang dan mencederai sekitar 140.
Pemerintah Mesir yang didukung militer Selasa berjanji memerangi 'terorisme hitam' dan mengatakan, serangan 24 Desember itu tidak akan mengacaukan rencana peralihan politik yang langkah selanjutnya adalah referendum Januari mengenai konstitusi baru.
Ansar Bayt al-Maqdis menuduh penguasa Mesir memerangi legitimasi Islam dan menumpahkan darah Muslim yang tertindas. Mereka menyebut kompleks kepolisian itu sebagai sarang kemurtadan dan tirani.
"Kami akan terus, insya Allah, memerangi mereka," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang dipasang di situs berita kelompok garis keras.
Ansar Bayt al-Maqdis, yang namanya berarti 'Pendukung Yerusalem', sebelumnya mengklaim bertanggung jawab atas serangan pembunuhan yang gagal terhadap menteri dalam negeri di Kairo pada September.
Militan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan setelah militer menggulingkan Presiden Mesir, Muhammad Mursi, pada 3 Juli.
Penumpasan militan yang dilakukan kemudian di Mesir menewaskan ratusan orang dan lebih dari 2.000 ditangkap di berbagai penjuru negara itu.
Kekacauan meluas sejak penggulingan Presiden Hosni Mubarak dalam pemberontakan rakyat 2011 dan militan meningkatkan serangan-serangan terhadap pasukan keamanan, terutama di Sinai di perbatasan dengan Israel.