REPUBLIKA.CO.ID. RIO de JANEIRO -- Jumlah korban jiwa akibat bencana yang disebabkan oleh hujan lebat di Negara Bagian Espiritu Santo di Brazil Tenggara naik jadi 18, setelah pemerintah mengkonfirmasi korban jiwa paling akhir, kata Kantor Pertahanan Sipil Regional, Rabu (25/12).
Sementara itu, jumlah warga yang dipaksa mengungsi disesuaikan dari hampir 50.000 yang dilaporkan pada Selasa (24/12) jadi 48.000, kata lembaga tersebut.
Jumlah korban jiwa diduga masih bertambah sementara komunikasi dengan banyak kota kecil telah terputus akibat hujan dan banjir, yang juga telah mengganggu layanan listrik dan air bersih, kata lembaga itu.
Dari 78 kota besar di Negara Bagian Espiritu Santo, 50 telah dinyatakan sebagai darurat bencana akibat hujan yang mulai turun pekan lalu.
Reanto Casagrande, Gubernur Espiritu Santo, mengatakan hujan lebat tersebut merupakan bencana alam terparah dalam sejarah negara bagian tersebut.
"Kami nanti harus membangun kembali seluruh negara bagian ini," kata Casagrande kepada wartawan, sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Di beberapa tempat, upaya pertolongan hanya dapat dilaksanakan oleh helikopter, sebab genangan air telah menghalangi akses jalan darat.
Dalam kunjungan ke wilayah yang terkena bencana pada Selasa, Presiden Brazil Dilma Rousseff mengatakan ia tak pernah menyaksikan demikian banyak air dan yang menjadi prioritas sekarang ialah menyelamatkan mereka yang terancam guna mencegah lebih banyak korban jiwa.