Kamis 26 Dec 2013 15:44 WIB

Cina Murka Akibat PM Jepang ke Yasukuni

Rep: Gita Amanda/ Red: Dewi Mardiani
Kuil Yasukuni di Tokyo
Foto: Wikipedia
Kuil Yasukuni di Tokyo

REPUBLIKA.CO.ID, Kunjungan PM Jepang ke Yasukuni Picu Kemarahan Cina

TOKYO -- Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe mengunjungi kuil kontroversial Yasukuni, Kamis (26/12), untuk memberi penghormatan pada para korban Perang Dunia II. Namun, kunjungan Abe tersebut mendapat teguran keras dari Cina. Kunjungan itu untuk menghormati 2,5 juta korban Perang Dunia II, termasuk para penjahat perang kelas A yang dihukum.

Kunjungan para politisi Jepang ke kuil tersebut selama ini menjadi titik gesekan dengan Cina dan Korea Selatan. Sebab kuil tersebut menjadi simbol agresi brutal Jepang selama Perang Dunia II.

Abe pertama kali inilah berkunjung ke sana sejak menjabat perdana menteri. Kunjungan dilakukan tepat dengan peringatan satu tahun, Abe dilantik sebagai PM Jepang untuk kedua kalinya. PM Jepang sebelumnya, Junichiro Koizumi, kerap melakukan kunjungan ke kuil tersebut.

Pagi itu, Abe mengenakan setelan jas hitam formal dengan celana dan dasi abu-abu. Ia menghabiskan waktu sekitar 15 menit di kuil Shinto, di pusat kota Tokyo tersebut. "Saya berdoa untuk menghormati mereka yang mengorbankan nyawa dan berharap mereka dapat beristirahat dengan damai," ungkapnya.

Abe menyayangkan kunjungan ke Yasukuni kerap berubah menjadi isu politik dan diplomatik. Ia mengaku tak berniat untuk mengabaikan perasaan rakyat Cina maupun Korea Selatan. Abe mengaku sangat menyesalkan hal itu. "Serta untuk memperbarui komitmen saya terhadap perdamaian, sehingga tak akan pernah menyebabkan orang lain menderita lagi akibat perang," katanya.

Reaksi keras atas kunjungan itu datang dari Cina dan Korea Selatan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Qin Gang, mengeluarkan teguran keras dalam pernyataan yang dimuat situs kementerian. Pemerintah Cina mengatakan, kunjungan pemimpin Jepang menginjak-nginjak perasaan rakyat Cina dan korban perang lain. "Kami sangat memprotes dan serius mengutuk tindakan pemimpin Jepang," kata Qin.

Ia menyebut, kunjungan ke Yasukuni sebagai upaya memuliakan sejarah militeris invansi Jepang. Ia menambahkan, para pemimpin Jepang dianggap kembali menciptakan insiden serius pada isu-isu sejarah. Ini menimbulkan hambatan politik pada hubungan bilateral dengan Jepang.

Hubungan Tokyo dengan Beijing dan Seoul tegang karena masalah batas dan sengketa teritorial dengan Cina selama masa pendudukan Jepang, serta penjajahan Jepang tahun 1910-1945 di Semenanjung Korea. Hubungan Cina dan Jepang semakin tegang akhir-akhir ini akibat sengketa pulau-pulau kecil di wilayah Laut Cina Timur. Terlebih setelah Cina, bulan lalu, mengumumkan zona identifikasi pertahanan udara barunya.

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement