REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki telah mempersiapkan menteri-menteri baru untuk me-reshuffle kabinetnya. Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan, sendiri telah menunjuk 10 menteri baru untuk menggantikan tiga menteri yang mengundurkan diri.
Pengajuan kabinet baru itu diserahkan kepada Presiden Gul pada Rabu (25/12) malam. Sebelumnya tiga orang menteri, yang putranya turut ditahan oleh pihak kepolisian telah, mengundurkan diri. Mereka juga membantah telah turut terlibat dalam kasus korupsi itu.
Sementara, Menteri Lingkungan, Erdogan Bayraktar, yang baru saja mengundurkan diri juga mendesak Perdana Menteri untuk turun dari jabatannya. “Demi kesejahteraan negara, perdana menteri juga sebaiknya ikut mengundurkan diri,” katanya seperti dikutip, Kamis (26/12).
Bayraktar mengatakan proyek konstruksi yang telah diinvestigasi oleh pihak kepolisian itu telah disetujui oleh Perdana Menteri Turki. Sehingga, ia menuntut Erdogan untuk mengundurkan diri bersama tiga menteri lainnya. Namun, Erdogan justru mengatakan, penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian merupakan 'operasi kotor' dan dilakukan untuk mencoreng pemerintahannya menjelang pemilihan lokal pada Maret nanti.
Bayraktar mengundurkan diri setelah Menteri Ekonomi Zafer Caglayan dan Menteri Dalam Negeri Muammer Guler mengundurkan diri terlebih dahulu. Koray Caliskan, profesor dari Universitas IstanbulBogazici, menilai pengunduran diri yang dilakukan oleh para menteri tersebut terlambat. “Mereka tidak ternilai dalam demokrasi,” katanya.
Skandal korupsi itu mulai terkuak sejak 17 Desember lalu. Saat itu 24 orang termasuk kepala pimpinan Halkbank, telah ditahan. Sedangkan, putra Bayraktar yang juga turut ditahan telah dibebaskan tanpa dikenai dakwaan. Dalam penyelidikan itu, aparat kepolisian tengah menyelidiki dugaan transfer uang ke Iran serta penyuapan dalam proyek konstruksi.
Kepolisian pun menyita uang tunai sebesar 4,5 milyar dolar AS di rumah CEO bank dan uang senilai 1 juta dolar AS disita dari rumah putra Guler.
Menyusul penangkapan itu, Erdogan mencopot jabatan puluhan aparat kepolisian yang terlibat dalam investigasi tersebut, termasuk kepala kepolisian Istanbul. Dalam pidato sebelumnya, ia mengatakan tidak akan mentolerir korupsi di negara Turki dan bahkan mengancam akan memotong tangan para lawan politiknya apabila menggoyang pemerintahan Erdogan. Akibatnya, warga Turki pun menggelar aksi unjuk rasa menentang korupsi yang terjadi di tubuh pemerintahan Turki.