REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengutuk pembunuhan mantan menteri kabinet Lebanon, dan menyebutnya "serangan teror".
"Atas nama Presiden (Barack) Obama dan Amerika Serikat, saya mengutuk dengan sekeras-kerasnya serangan teror mengerikan dan pembunuhan mantan menteri Kabinet Lebanon Mohammad Shatah di Beirut," kata pejabat senior Amerika tersebut di dalam satu pernyataan.
"Ini adalah kehilangan yang sangat besar buat Lebanon, rakyat Lebanon dan buat Amerika Serikat," ia menambahkan.
Shatah, mantan menteri keuangan Lebanon dan penasehat mantan perdana menteri Saad Al-Hariri, tewas dalam ledakan mobil yang dipasangi peledak saat rombongannya melewati pusat Kota Beirut, Ibu Kota Lebanon.
Empat orang lagi, termasuk pengawal Shatah, tewas dalam tersebut dan 15 orang cedera.
Kerry, yang bertemu dengan Shatah ketika ia menjadi senator AS, menyampaikan dukungan bagi upaya di Lebanon untuk menyeret mereka yang bertanggung-jawab ke pengadilan, demikian laporan Xinhua.
Ia mengatakan, "Tindakan semacam itu tak boleh dibiarkan terjadi tanpa hukuman."
Beirut telah dilanda beberapa serangan mematikan selama beberapa bulan belakangan, termasuk dua pemboman bunuh diri pada November --yang ditujukan kepada Kedutaan Besar Iran.
Perang yang berkecamuk di negara tetangganya, Suriah, sangat memecah rakyat Lebanon dan memicu ketegangan politik serta bentrokan sektarian di negeri itu.