REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia kembali diguncang aksi bom bunuh diri. Korban meninggal akibat serangan di stasiun kereta api Volgograd itu tercatat menjadi 16 dari laporan awal yang menyebutkan 4 orang.
Tim penyelidik mengatakan bahwa pelaku pengeboman adalah seorang wanita, yang meledakkan diri setelah dihentikan polisi yang sedang menjaga detektor logam di depan pintu masuk stasiun.
Rekaman yang berasal dari kamera pemantau dekat lokasi menunjukkan bola api raksasa berwarna oranye tampak di depan pintu masuk dan jendela dari bangunan tiga lantai itu Asap tebal kemudian menyelimuti lokasi, sementara orang yang memadati stasiun berlarian di tengah hujan yang turun di jalanan.
Juru bicara Komite Penyelidik Rusia, Vladimir Markin, mengatakan petugas telah melakukan penyelidikan atas tindakan teror terbesar yang melanda Rusia dalam tiga tahun terakhir.
"Seorang wanita yang sedang menuju detektor logam melihat petugas dan meledakkan dirinya dengan bahan peledak karena khawatir ketahuan membawa bahan peledak," kata Markin dalam siaran televisi.
Dokter dan polisi mengonfirmasi 16 orang tewas dan sebanyak 45 orang luka akibat ledakan bahan peledak yang setara dengan 10 kilogram TNT itu.
Laman lifenews.ru menayangkan gambar kepala dari pelaku yang terbaring di dekat puing-puing ledakan. Website tersebut mengidentifikasi pelaku yang bernama Oksana Aslanova, yang diketahui pernah menikah dengan dua pria milisi yang keduanya tewas terbunuh oleh petugas keamanan di Kaukasus Utara.
Pelaku pengeboman bunuh diri di Rusia seringkali dijuluki "janda hitam" karena motifnya adalah membalas kematian anggota keluarganya.
Kota Volgograd yang dulunya bernama Stalingrad pada era Soviet, juga menjadi sasaran serangan bom pada Oktober lalu. Serangan bom bunuh diri serupa pada 21 Oktober itu menewaskan enam orang yang tengah menaiki bus dan memunculkan kekhawatiran terkait keamanan Rusia yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pada 7-23 Februari mendatang.
Kota Sochi yang menjadi tuan rumah Olimpiade musim dingin itu terletak 690 kilometer ara barat laut Volgograd dan memiliki kedekatan dengan wilayah Kaukasus Utara yang sarat konflik seperti Dagestan dan Chechnya.
Kelompok milisi Islam menginginkan sebuah negara Islam di wilayah Kaukasus Utara. Pemimpin mereka Doku Umarov seringkali mengancam akan menggangu pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin itu.