Selasa 31 Dec 2013 07:35 WIB

Lebanon Harapkan Ada Kabinet Baru Awal 2014

Presiden Lebanon Michel Suleiman.
Foto: NET
Presiden Lebanon Michel Suleiman.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Presiden Lebanon, Michel Suleiman, pada Senin (30/12), mengatakan bahwa Lebanon harus memanfaatkan dukungan internasional untuk membentuk kabinet baru dan berharap hal itu dapat tercapai pada awal 2014.

"Lebanon harus memanfaatkan keuntungan atas dukungan internasional untuk membentuk kabinet baru, tahun baru akan menjadi saksi pembetukan pemerintah baru," kata Suleiman dalam pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan.

Sebelumnya, Suleiman telah berkomunikasi guna memantau perkembangan terbaru terkait serangan roket yang berasal dari selatan Lebanon terhadap Israel serta konsekuensi balasannya. Suleiman menggelar pembicaraan tersebut dengan ketua blok Mustaqbal, mantan perdana menteri Fouad Siniora.

Pada Ahad,, dua peluru kendali yang ditembakkan dari selatan Lebanon meledak di wilayah utara Israel, yang dibalas dengan duapuluh tembakan dari militer Israel. Suleiman juga berterima kasih kepada Raja Abdullah dari Arab Saudi atas dukungan kerajaan tersebut terhadap angkatan darat Lebanon.

Presiden Lebanon itu, menurut laporan Xinhua yang dikutip Selasa (31/12), juga menerima telepon dari Presiden Prancis, Francois Hollande, yang menegaskan kembali dukungannya bagi Lebanon. Hollande menyatakan kesiapannya untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Darat Lebanon sambil berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan dan militer dengan tersebut.

Suleiman mengumumkan bahwa Arab Saudi akan memberikan bantuan senilai 3 miiar dolar AS kepada Angkatan Darat Lebanon sebagai bantuan terbesar yang pernah diberikan bagi angkatan bersenjata mereka. Militer Lebanon kurang memiliki persenjataan yang memadai untuk memerangi kelompok milisi internal dan kelompok pergerakan politik Hizbullah.

Angkatan Bersenjata Lebanon juga kewalahan menghadapi pertempuran yang terjadi di sepanjang wilayah perbatasan mereka dengan Suriah yang sedang dilanda perang saudara. Negara yang masih berupaya pulih dari perang saudara selama 15 tahun itu sering kali bentrok dengan kelompok bersenjata yang mendukung rezim di Suriah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement