REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Produksi di dua ladang minyak di Libya selatan sudah dimulai kembali setelah dihentikan selama beberapa bulan, seorang pejabat perusahaan minyak nasional mengatakan pada Senin (30/12).
Mohamed al-Harairi dari Libya National Oil Corporation (NOC) mengatakan kepada AFP dan dilansir Selasa (31/12) bahwa ladang minyak Sarir dan Msala telah kembali berproduksi pada Ahad. Produksi listrik di negara Afrika Utara itu telah terpengaruh sejak Juli ketika para demonstran bersenjata yang menuntut otonomi daerah memblokade fasilitas minyak utama di timur.
Produksi minyak Libya telah jatuh menjadi sekitar 250 ribu barel per hari dari biasanya hampir 1,5 juta barel per hari.
Perusahaan-perusahaan asing yang bertugas memperbaiki pembangkit listrik yang rusak akibat pemberontakan juga telah menarik stafnya karena menghadapi kerusuhan yang berlangsung terus-menerus.
Juru bicara NOC mengatakan terminal ekspor Al-Hariga di Libya timur, yang telah ditutup selama beberapa bulan karena protes oleh penduduk lokal, akan dibuka kembali setelah dilakukan negosiasi dengan para pengunjuk rasa. Minyak adalah sumber daya utama Libya, dan menyumbang 80 persen dari penerimaan negara.