REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Rezim Suriah, melewati batas waktu pemusnahan senjata kimia. Lewatnya massa tenggat itu menyusul tidak pastinya resolusi internasional tentang lokasi pemusnahan.
Sementara itu, kapal relawan internasional yang rencananya siap mengangkut senjata tersebut, angkat jangkar dari perairan Suriah. Global Post melansir, Selasa (31/12) kapal berbendera Norwegia HNoMS Helge dan kapal berbendera Denmark memilih putar arah ke perairan Siprus atas ketidakjelasan tersbut.
Semula, kapal-kapal bantuan internasional itu berada di kawasan pantai Latakia, Suriah. Kapal-kapal itu akan mengangkut senjata kimia dari barak militer rezim Pemerintahan Suriah Bashar al-Assad.
Juru Bicara Norwegia di Kapal HNoMS Helge Ingstad, Lars Hovtun mengatakan misi kali ini adalah semakin tidak jelas.''Kami masih waspada dan bingung untuk berada di (perairan) Suriah,'' kata Lars, Selasa (1/12) waktu setempat.
Menurut dia, kabar tertundanya pengangkutan senjata berbahaya itu belum diketahui kelanjutannya. Namun Organisasi Internasioanl Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) Christian Chartier masih optimistis, penundaan tersebut tidak menimbulkan persoalan berarti.
Chartier menganggap misi pelucutan senjata kimia di Suriah sudah berhasil. Meski belum seluruhnya dinetralkan, sebagian besar senjata berbahaya itu berhasil dinetralkan.''Target kita sepenuhnya (pelucutan penuh) adalah pertengahan 2014 mendatang. Tidak ada yang percaya, bahwa hal itu akan terpenuhi,'' ujar Chartier saat dikonfirmasi AFP, Selasa (31/12).