Rabu 01 Jan 2014 07:31 WIB

Mayoritas Warga AS Tak Percaya Teori Evolusi

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Fernan Rahadi
Para penganut Teori Evolusi meyakini asal muasal manusia adalah kera
Para penganut Teori Evolusi meyakini asal muasal manusia adalah kera

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Teori evolusi manusia mengalami kemerosotan nilai kepercayaan di Amerika Serikat (AS). Lembaga riset dan survei kenamaan di AS, Pew Research Center (Pew) merilis hasil baru respondensi tentang muasal manusia di Bumi.

Pew mengatakan, lebih dari sepertiga masyarakat AS tidak lagi percaya dengan teori ilmuwan Charles Darwin itu. Responden menyatakan tidak percaya bahwa manusia saat ini adalah hasil evolusi dari mahluk primata.

''Kelompok ini menolak disebut hasil evolusi. Mereka yakin, yang namanya manusia, sudah berbentuk sesempurna sekarang, saat pertama kali diciptakan,'' ujar Pew, Rabu (1/1).

Menurut Pew hasil survei kali ini menunjukkan degradasi berpikir masyarakat di AS tentang hubungan ilmu dan pengetahuan dan kadar iman.

Sementara, sekitar seperempat masyarakat di AS mengatakan lain. Kelompok ini masih yakin tentang teori evolusi, tapi tidak mendefinisikan mahkluk primata sebagai cikal-bakal manusia seperti sekarang ini.

Pew menjelaskan, bagi sepertiga masyarakat tersebut evolusi tersebut terjadi lantaran adanya campur tangan Tuhan. Kesimpulannya, ditambahkan Pew. semakin jelas menampakkan degradasi pemikiran masyarakat AS, dari yang rasional dan acuh tentang keilahian menuju ke watak yang irasional tapi percaya dengan esensi Tuhan.

''Hanya 32 persen (masyarakat AS) yang masih menganggap evolusi manusia itu ada dan terjadi lantaran seleksi alam,'' sambung Pew.

Pew melakukan menanyai 1.983 responden acak orang dewasa di AS untuk diwawancarai tentang keyakinannya terhadap teori evolusi dan muasal manusia. Survei dilakukan lewat sambungan telepon antara 21 Maret sampai 8 April 2013. Pew meyakini, hasil survei tersebut punya margin error selebar tiga persen. Hasil survei ini dirilis pada Selasa (31/12) waktu setempat.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement