REPUBLIKA.CO.ID,BUENOS AIRES – Gelombangpanas yang melanda Argentina menewaskan setidaknya tujuh orang, yang kebanyakan merupakan orang tua. Gelombang panas ini juga diperparah dengan pemadaman listrik.
Akibatnya, warga tidak dapat menyalakan pendingin ruangan dan terjebak dalam panasnya cuaca. Temperatur di Santiago del Estero dan beberapa provinsi di utara lainnya bahkan tercatat mencapai 45 derajat celcius.
Sementara itu, ahlimeteorologi mengatakan gelombang panas yang terjadi merupakan cuaca ekstrimyang terburuk di wilayah tersebut sejak 1906. Para korban dari cuaca ekstrim tersebut tinggal di Santiago del Estero, berjarak sekitar 1.100 kilometer utara BuenosAires.
Ratusan warga di provinsi tersebut membutuhkan bantuan medis. Para dokter juga telahmemperingatkan warga untuk tetap berada di dalam ruangan. Petugas jaringan listrikArgentina telah berusaha memenuhi banyaknya permintaan untuk menghidupkan pendingin ruangan.
Sedangkan, perusahaan es krim dan perusahaan lainnya telahkehabisan stok persediaannya karena padamnya aliran listrik. Pihak pejabat pemerintahanmenyalahkan adanya pemadaman listrik yang terjadi di tengah cuaca ekstrim iniatas beberapa korban yang berjatuhan.
Namun, pihak oposisi justru menyalahkan pemerintah karena tidak dapat mengatasi krisis cuaca. Dikutip dari kantorberita BBC, para warga juga memprotes minimnya pelayanan.
Bahkan, beberapa bagian di kota tersebut tidak mendapatkan aliran listrik selama dua pekan. Para penduduk yang melakukanprotes pemadaman listrik membakar sampah dan ban di jalanan. Sehingga menyebabkankemacetan karena banyak warga ibukota yang sedang merayakan tahun baru.
Walikota Buenos Aires, Mauricio Macri, mengatakan perusaahan listrik swasta tidak dapatdisalahkan. “Tanggung jawab ada ditangan pemerintah. Pemerintah harus memastikan adanya program investasi yang belum dilakukan di akhir tahun ini,” katanya.
Pemadaman listrik merupakan konsekuensi dari investasi jaringan distribusi negara itu.
Gelombang panas juga terjadi di belahan dunia lain pada 2013, termasuk Amerika dan Inggris. Pada Juni,temperatur di Lembah Kematian California mencapai 54 derajat. Sementara itu,cuaca ekstrim juga terjadi di Kanada dan Amerika.