REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Rabu (1/1), menunda pengumuman yang direncanakan untuk membangun lebih dari 1.000 rumah baru di permukiman Yahudi sampai setelah kunjungan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, ke wilayah tersebut.
Menurut harian Ha'aretz, seorang pejabat senior Israel mengatakan Netanyahu meyakinkan Menteri Perumahan Uri Ariel agar menunda pengumuman tersebut guna agar tidak membuat malu Pemerintah Israel di tengah kunjungan Kerry. Menteri Luar Negeri AS tersebut berusaha menyelamatkan pembicaraan perdamaian yang memburuk.
"Tak seorang pun memiliki keinginan untuk mempermalukan Kerry," kata pejabat itu, sebagaimana dikutip Haretz. "Mengenai masalah ini, ada koordinasi penuh antara perdana menteri dan menteri perumahan," ia menambahkan.
Kerrry dijadwalkan tiba di wilayah tersebut pada Rabu malam waktu setempat, dan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas guna menciptakan kerangka kerja bagi kesepakatan sementara.
Pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina, menurut laporan Xinhua yang dikutip Kamis (2/1) telah membentur kebuntuan dan nyaris meledak akibat tuntutan keamanan Israel. Israel antara lain menuntut penempatan tentara Israel di Lembah Jordan dan bagian timur Tepi Barat Sungai Jordan serta berlanjutnya pembangunan permukiman Yahudi.
Pembicaraan perdamaian tersebut juga menghadapi kesulitan akibat serangan belum lama ini di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Dalam peristiwa itu, seorang polisi Israel ditikam dan seorang pekerja Kementerian Pertahanan Israel ditembak hingga tewas saat sedang mengerjakan pagar pertahanan Israel-Jalur Gaza.
Empat orang Palestina tewas sebagai bagian dari bentrokan itu yang oleh para pejabat pertahanan di Israel dirujuk sebagai peristiwa terpisah. Pembicaran perdamaian antara Israel dan Palestina dilanjutkan kembali pada Juli 2013, setelah terhenti selama tiga tahun akibat berlanjutnya pembangunan permukiman Yahudi.