Kamis 02 Jan 2014 20:17 WIB

Suhu Panas Ancam Kematian Ternak di Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Para peternak sapi di wilayah Australia bagian tengah sedang kesulitan menghadapi suhu tinggi, yang bisa mengakibatkan kematian ternak mereka. Daerah Alice Springs, yang termasuk dalam negara bagian Wilayah Australia Utara, mengalami suhu melebihi 40 derajat celsius selama 13 hari berturut-turut.

Di peternakan Jervois, yang terletak di sebelah timur Alice Springs, suhu pada Kamis (02/01 diramalkan mencapai 46 derajat. Jo Fogarty dari peternakan Lucy Creek mengatakan bahwa suhu panas tersebut mengakibatkan kematian ternak. “Kita kehilangan beberapa (ekor sapi) dalam satu minggu,” jelasnya, “Ada pengairan yang lebih baik dibanding yang lain, tapi ada juga daerah-daerah di mana kita bisa kehilangan beberapa sapi kita yang berusia tua.”

Fogarty mengaku beruntung karena memiliki persediaan air yang cukup. Peternakan Lucy Creek hanya mendapat seperenam dari rata-rata curah hujannya pada tahun 2013. Sedangkan Jervois tercatat mengalami tahun paling kering.

Biro Meteorologi mengkonfirmasi bahwa peternakan ini hanya mengalami 95,8 milimeter hujan. Curah hujan rata-ratanya per tahun adalah 290 milimeter. Paddy Weir dari Peternakan Allambi mengatakan mereka pun mengalami salah satu tahun terkering.

“Allambi mendapat 45 milimeter tahun lalu; curah hujan rata-rata kami adalah 250 milimeter,” jelasnya, “Kita hanya memastikan sapi-sapi mendapat air yang banyak. Suami saya sering memeriksa pengairan, membuat sumr baru, dan bahkan terkadang membawa air ke tempat-tempat di mana ada makanan ternak, tapi bendungan di sana telah kehabisan air.”

Suhu di daerah-daerah tersebut diramalkan akan menurun sekitar 10 derajat mulai Jum’at minggu ini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement