Kamis 02 Jan 2014 13:43 WIB

Bisnis Kuburan di Cina Capai Rp 170 Triliun

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Joko Sadewo
 Kuburan non-Muslim (ilustrasi).
Foto: photographyblogger.net
Kuburan non-Muslim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Pengembangan area pemakaman menjadi salah satu peluang bisnis yang cukup menggiurkan di Cina. Lembaga riset pasar global Euromonitor melansir tahun 2013, industri pemakaman di Cina mencapai 93,5 miliar Yuan, atau 15,4 miliar Dolar AS atau 169,4 triliun. Selama lima tahun mendatang, angka ini diperkirakan terus tumbuh 10 persen per tahun.

Euromonitor juga melansir, harga tanah makam di Beijing lebih mahal dibandingkan harga apartemen kelas premium. Harga tanah makam per meternya dibanderol seharga 75 ribu yuan atau 12 ribu Dolar, atau Rp 132 juta. Harga ini mencapai tiga kali lebih mahal dibandingkan harga perumahan di ibukota.

Potensi 'bisnis ini linier dengan angka kematian setiap tahun. Pada 2012, angka kematian mencapai 9,7 juta jiwa dari 1,4 miliar penduduk. Potensi ini kian meningkat dengan prediksi angka kematian di Cina yang mencapai 10,4 juta tahun pada 2017 mendatang. Investor pun kian banyak yang mengincar bisnis ini. Saham Fu Shou Yuan, pemakaman terbesar di Cina ini melonjak 66 persen sejak diperdagangkan pada akhir Desember tahun lalu.

Orang Cina menganggap kematian sebagai salah satu hal yang dipersiapkan sangat serius. Konon, ritual kematian yang tidak tepat dipercaya bisa membawa kesialan dalam hidup. Ritual tradisional yang cukup rumit mengharuskan masyarakat Cina melakukan banyak hal untuk kematian orang yang dicintainya. Mulai dari menentukan lokasi pemakaman hingga penanganan jenazah.

Upacara pemakaman bisa berlangsung berhari hari termasuk pembakaran persembahan untuk mengantarkan jenazah seperti dupa, makanan, minuman, uang palsu, bahkan rumah-rumahan. Oleh masyarakat Cina, ritual ini tidak boleh dianggap remeh karena tak seorangpun dianggap tidak menyayangi jenazah dengan tidak memberikan yang terbaik di saat kematiannya.

Masyarakat Hong Kong kini juga cukup sulit menemukan tempat untuk menyimpan abu kremasi. Sulitnya mendapatkan plot permanen untuk menyimpan abu, membuat warga harus menyewa tempat penyimpanan abu. Waktu penyimpanan hanya berlaku selama enam tahun.

Pemerintah Cina kini mengimbau agar para pejabat pemerintah mulai mencontohkan dengan menyediakan pemakaman yang sederhana. Apalagi, ritual pembakaran juga akan menghasilkan asap yang berbahaya.

Pemerintah Cina mendorong penguburan yang lebih ramah lingkungan, serta menggunakan krenatorium ramah lingkungan agar bisa mengendalikan polusi asap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement