Kamis 02 Jan 2014 22:57 WIB

Sumbangan Mainan Dari Australia untuk Anak-anak Pencari Suaka di Nauru

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID. AUSTRALIA -- Penduduk Australia menyumbangkan ratusan mainan untuk anak-anak pencari suaka yang saat ini ditahan di pusat detensi di Republik Nauru. Inisiatif pengumpulan mainan ini berasal dari Senator Partai Hijau, Sarah Hanson-Young.

Bulan Desember 2013, Hanson-Young mengunjungi pusat detensi di negara kepulauan Pasifik tersebut. Menurutnya, saat itu Ia terkejut melihat keadaan yang harus dihadapi anak-anak di kamp pusat detensi. Seorang anak perempuan berusia empat tahun dari Iran memegang tangannya selama satu jam dan akhirnya berbicara bahwa di kamp itu mereka tak memiliki mainan sama sekali.“Tak ada hal lain yang bisa mereka lakukan di kamp. Panas dan hampa, mereka tinggal di atas tanah berbatu. Dalam jangka pendek, mainan akan sangat mengubah hidup anak-anak itu,” jelasnya.

Ratusan mainan kemudian Ia terima dari individu. Sebagian juga anak-anak. Beberapa perusahaan mainan pun memberi sumbangan. “Anak-anak itu tinggal dalam tenda yang dijaga. Hanya ada bebatuan putih di tanah. Mereka tak bisa memanjat pohon, berenang di pantai, membuat permainan di lapangan olahraga, atau jalan-jalan di hutan,” cerita Hanson-Young,

“Apapun yang kita lakukan untuk membantu kesehatan jiwa anak-anak ini saat mereka berada dalam kondisi yang sangat tak manusiawi, pemerintah Australia, rakyat Australia, harus memastikan bahwa kita lebih memperhatikan perlakuan kita terhadap anak-anak ini.”

Hanson-Young bercerita bahwa anak-anak yang berada di Nauru amat bingung dan cemas.“Mereka ingin tahu berapa lama mereka akan ditahan,” jelasnya, “…mereka salah apa, dan kenapa tak ada yang peduli terhadap mereka?”

Saat ditanyakan di tengah kunjungan Hanson-Young, para kontraktor yang menangani pusat detensi menyetujui pengiriman mainan ke dalam. Mainan tersebut dibawa ke Nauru sedikit demi sedikit oleh pekerja yang sering terbang ke luar dan ke dalam pulau itu.

Sampai saat ini, sumbangan masih terus mengalir. Menurut Hanson-Young, bila ada kelebihan, maka akan disumbangkan ke pusat-pusat detensi lain, termasuk Christmas Island.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement