REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Dalam Negeri Mesir Muhammad Ibrahim menuduh Ikhwanul Muslimin dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) sebagai pelaku serangan teror baru-baru ini di Mesir.
"Penyelidikan awal membuktikan keterlibatan kelompok Ikhwanul Muslimin dalam aksi kerusuhan belum lama ini," kata Ibrahim dalam pernyataannya, Kamis (2/1).
Ia menyatakan kelompok tersebut membuka saluran dengan Hamas yang menyediakannya dukungan logistik dan pelatihan militer.
Ibrahim menyatakan Hamas memberi dukungan kepada pelaku serangan dalam aksi baru-baru ini terhadap markas keamanan di Provinsi Daqahliya di sebelah utara Kairo yangmenewaskan 16 orang dan melukai lebih dari 130 orang lagi.
Menteri tersebut menambahkan beberapa pelaku teror yang terlibat dalam serangan di Daqahliya telah ditangkap. Ia menyatakan anggota Ikhwanul Muslimin Amer Mosad Abdel-Hamid mengaku telah menerima pelatihan militer di Jalur Gaza bersama dengan sejumlah anggota Ikhwanul Muslimin lain.
Xinhua melaporkan, Abdel-Hamid mengungkapkan ia dan anggota lain Ikhwanul Muslimin berada di belakang serangan lain di Mesir.
Ibrahim menyeru rakyat Mesir agar turun ke jalan pada 25 Januari guna merayakan peringatan aksi perlawanan 2011 guna menggagalkan upaya oleh Ikhwanul Muslimin merusak acara itu.