Sabtu 04 Jan 2014 02:53 WIB

Kapal Denmark-Norwegia Mengangkut Senjata Kimia Suriah

Suasana kota di Suriah yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.
Foto: EPA/STR
Suasana kota di Suriah yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kapal Denmark dan Norwegia meninggalkan pelabuhan Limassol, Siprus, pada Jumat menuju Suriah guna mengawal pengiriman tertunda senjata kimia untuk dihancurkan, kata jurubicara.

"Gugus tugas Norwegia-Denmark untuk mengangkut bahan kimia Suriah guna dihancurkan itu meninggalkan pelabuhan Limassol pada pagi ini," kata juru bicara angkatan bersenjata Norwegia Lars Magne Hovtun.

"Empat kapal sekarang menuju wilayah gudang di perairan antarbangsa di luar Suriah, sehingga kami sangat siap masuk pelabuhan Latakia jika perintah tiba," katanya menambahkan.

Kapal itu akan bergabung dengan kapal China dan Rusia di perairan Suriah di bawah rencana, yang disepakati di Moskow pada Jumat.

Pengangkutan itu dijadwalkan berlangsung sebelum 31 Desember, tapi tenggat tersebut berlalu dan yang baru belum ditetapkan.

Tenggat akhir tahun untuk mengangkut unsur utama senjata itu adalah tonggak utama pertama di bawah kesepakatan dukungan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dirancang Rusia dan Amerika Serikat untuk menghilangkan semua senjata kimia Suriah pada tengah tahun ini.

Perburukan perang saudara, masalah perbekalan dan cuaca buruk menghambat upaya mengangkut bahan kimia ke pelabuhan Latakia, kata gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa-Badan Pelarangan Senjata Kimia, yang mengawasi gerakan tersebut.

Berdasarkan atas kegiatan itu, bahan kimia tersebut akan dibawa dari Latakia ke pelabuhan di Italia, kemudian dipindahkan ke kapal Angkatan Laut Amerika Serikat, yang dilengkapi dengan peralatan untuk menghancurkannya di laut.

Badan Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) masih yakin pada Kamis dengan menyatakan rencana keseluruhan mengangkut senjata kimia itu sesuai dengan jadwal.

"Sejumlah pekerjaan telah diselesaikan dalam tiga bulan," kata juru bicara OPCW Christian Chartier kepada AFP.

"Senjata kimia Suriah telah sepenuhnya dinetralkan, bahan kimia dan hasil kimia di bawah pengawasan antarbangsa telah ditutup. Penghentian pembuatan dan sarana pengisian berjalan," katanya.

"Semua peluru, yang belum diisi, telah dihancurkan. Kemampuan mereka untuk membuat dan menggunakan senjata kimia telah dikurangi hingga nol," katanya.

Chartier mengatakan operasi masih berlangsung untuk memenuhi tenggat menghapus senjata kimia Suriah hingga pertengahan 2014. "Tenggat paling penting menurut kami ialah 30 Juni dan kami yakin, itu terpenuhi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement