Selasa 07 Jan 2014 04:15 WIB

Menlu AS Tinggalkan Timur Tengah Tanpa Capaian Kesepakatan

Secretary of State John Kerry
Foto: jakarta.usembassy.gov
Secretary of State John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Setelah empat hari melakukan diplomasi secara terus-menerus, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry, Senin (6/1) waktu setempat, akhirnya pulang ke negaranya.

Dalam kunjungan kesepuluh kalinya ke kawasan itu, Kerry menghabiskan waktu berjam-jam untuk melakukan pertemuan terpisah dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmud Abbas. Ia juga melakukan kunjungan mendadak ke negara-negara Arab yang menjadi sekutu, ke Yordania serta Arab Saudi.

Kerry bersikeras ada kemajuan yang dicapai, kendati gagal menyepakati kerangka untuk memandu perundingan Israel-Palestina.

Menurut laporan yang dimuat di surat kabar harian Israel, Maariv, Kerry menekan Netanyahu untuk menyepakati sebuah formula yang memungkinkan kembalinya sejumlah pengungsi Palestina, yang lari atau diusir dari Israel ketika negara Yahudi itu dibentuk pada tahun 1948. Namun Netanyahu menolak sepakat.

Menurut koran itu, para juru runding Israel juga berkeinginan meneruskan perundingan lebih jauh setelah tenggat waktu, yang tadinya disepakati pada April, menjadi Januari 2015, sebagai imbalan atas pembekuan pembangunan di Tepi Barat yang diduduki.

Yordania dan Arab Saudi menjadi kunci bagi tercapainya kesepakatan. Peranan bersejarah Yordania dalam mengawal situs-situs Muslim di Yerusalem timur Arab yang dicaplok Israel diakui dalam kesepakatan perdamaian tahun 1994 dengan Israel.

Arab Saudi adalah pihak yang memprakarsai rencana perdamaian tahun 2002, yang menjadi dasar bagi aspirasi Arab dalam membuat kesepakatan apapun.

Kerry pada Ahad malam keluar dari kediaman Raja Abdullah setelah melakukan perundingan. Ia mengaku telah mendapatkan dukungan dari pemimpin Arab yang berpengaruh itu.

Kerry pada pekan ini dijadwalkan melakukan pertemuan dengan para anggota kunci Liga Arab untuk memberikan pemaparan kepada mereka soal pembicaraan yang dilakukannya di Israel dan Tepi Barat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement