Selasa 07 Jan 2014 11:17 WIB

Harga BBM Meningkat Tajam di Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Harga bahan bakar minyak (BBM) di Australia di awal Januari 2014 meningkat  tajam.  Kenaikan harga tertinggi dalam sembilan tahun terakhir dan diperkirakan hal itu akan terus berlanjut.

Angka yang dikeluarkan oleh Institut Petroleum Australia menunjukkan bahwa rata-rata harga bensin secara nasional naik sebesar 6 sen. Ini berarti sampai 5 Januari lalu, rata-rata harga bensin per liter adalah 1 dolar 58 sen (sekitar Rp 15.800 lebih per liternya).

Lembaga analis bisnis CommSec mengatakan ini adalah peningkatan paling tinggi di awal tahun, sejak tahun 2004. Kenaikan harga bensin ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karena meningkatnya harga penyulingan bensin di Singapura, yang mencapai harga 119.20 dolar AS per barel, tertinggi dalam 4 bulan terakhir. Selain itu, juga menurunnya nilai tukar dollar sehigga impor dari luar negeri menjadi lebih mahal.

Menurut analis Commsec Savanth Sebastian, konsumen sebaiknya mengisi bensin sekarang, karena di pekan-pekan mendatang harga akan naik lagi. "Di akhir pekan ini, para pengendara di Sydney, Melbourne, Brisbane dan Adelaide sebaiknya mengisi tanki mobil mereka dengan bantuan kartu diskon yang mereka dapatkan dari belanja di supermarket," tulis Sebastian dalam laporannya.

"Karena harga akan naik tajam lagi minggu depan, khususnya di wilayah timur Australia. Jadi sebaiknya para konsumen lebih baik mengisi mobil mereka sebelum harganya naik lagi," katanya.

Mulai 1 Januari, semua supermarket yang memberikan diskon harga bensin sebagai bagian dari promosi belanja, hanya boleh memberikan diskon 4 sen perliter, setelah tercapai kesepakatan antara dua supermarket besar Coles dan Woolworths dengan Komisi Konsumen dan Kompetisi Australia.

Di Australia, bila anda belanja lebih dari 30 dollar (sekitar Rp 300 ribu ) maka supermarket seperti Coles dan Woolworths akan memberikan diskon untuk membeli bensin di SPBU.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement