Selasa 07 Jan 2014 16:58 WIB

Kesalahan Teknis, 400 Tawaran Beasiswa tak Sengaja Terkirim

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Sebanyak 400 orang ditawari beasiswa pada malam Natal 2013 lalu oleh University of Queensland, Australia. Namun beberapa hari sesudahnya tawaran tersebut ditarik kembali, karena ternyata merupakan kesalahan teknis.

University of Queensland sudah meminta maaf pada 400 orang tersebut. Deputi Wakil Kanselir universitas ini, Profesor Joanne Wright mengatakan bahwa tawaran tersebut merupakan kesalahan administratif, dan sebenarnya hanya ada 100 beasiswa yang tersedia. “Sayangnya, semua yang termasuk dalam skema Link Access mendapat email yang menyatakan bahwa mereka diberi beasiswa," katanya.

"Kami sangat menyesali itu terjadi. Kami benar-benar minta maaf. Kejadian itu kira-kira seperti mengklik tombol ‘reply-to-all’ [kirim email balasan ke semua], padahal sebenarnya yang ingin di klik adalah tombol ‘reply’ [kirim email balasan ke orang tertentu],” tambah Prof Wright.

Link Access adalah skema untuk membantu mahasiswa atau calon mahasiswa University of Queensland yang memiliki kesulitan keuangan, hingga tidak atau kurang mampu menimba ilmu di universitas tersebut. Keponakan Lisa Bromilow, Caitie Howard adalah salah satu yang mendapat tawaran beasiswa ini. Bromilow bercerita bahwa seluruh keluarganya begitu senang dan merayakan beasiswa tersebut.

Howard saat ini sedang meninjau kembali kemungkinannya menimba ilmu di universitas, dikarenakan biaya yang dikenakan. Ia mendaftar untuk beasiswa tersebut karena ingin menjadi teknisi ilmu kedokteran hewan.“Setelah ditelepon, dia sedih sekali, dan kami sedih melihatnya,” cerita Bromilow. Menurut Prof Wright, para mahasiswa dalam program Link Access tetap akan menerima bantuan keuangan awal sebesar 500 dollar.

Dr Simon Longstaff dari Pusat Konsultasi Etika St James menyatakan bahwa yang paling baik dilakukan oleh University of Queensland adalah meminta maaf dan meninjau satu persatu calon mahasiswa yang terlanjur ditawari beasiswa untuk melihat apakah ada dari mereka yang perlu diberi kompensasi atas kesalahan tersebut. “Kalau orang-orang itu tidak hanya mengalami stres emosional, melainkan juga telanjur membuat keputusan atau mengalami kerugian akibat kesalahan itu, maka universitas berkewajiban mengganti kerugian tersebut,” jelas Longstaff.

Sementara itu, Bromilow menyatakan bahwa University of Queensland harus menghormati tawaran yang terlanjur dibuat.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement