REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Tidak akan ada pemadaman listrik, kekurangan minyak atau gas pada 13 Januari, hari penutupan Bangkok yang direncanakan oleh Komite Reformasi Demokratis Rakyat (PDRC). Begitu kata Menteri Energi sementara Thailand Pongsak Raktapongpaisarn di Bangkok, Selasa (7/1).
Pongsak mengatakan hal ini sebelum menghadiri pertemuan kabinet sementara di Club Army, yang akan dipimpin oleh Perdana Menteri sementara Yingluck Shinawatra.
Dia mengatakan, sekitar 73 stasiun penjual bahan bakar yang menjual bensin, solar atau gas di daerah bagian dalam Bangkok kemungkinan besar akan terpengaruh oleh penutupan Senin depan, tetapi mereka semua memiliki cadangan untuk memastikan kelancaran pelayanan pada hari itu.
Pompa-pompa di provinsi-provinsi terdekat Bangkok tidak akan terpengaruh oleh aksi unjuk rasa anti-pemerintah, yang dipimpin oleh pemimpin protes Suthep Thaugsuban, katanya menambahkan.
Otoritas Pembangkit Listrik Thailand dan serikat pekerja yang sebelumnya telah mengeluarkan jaminan bahwa tidak akan ada pemutusan listrik pada 13 Januari.
Di sisi lain, perusahaan-perusahaan di Bangkok diberitahu untuk mencari tahu rencana pendukung untuk mengatasi rencana penutupan itu.
Peringatan itu datang setelah Komite Tetap Bersama Perdagangan, Industri dan Perbankan, yang terdiri dari Federasi Industri Thailand, Kamar Dagang Thailand dan Asosiasi Bankir Thailand bertemu pada Senin untuk menilai dampak dari rapat umum politik terhadap bisnis.
Menurut pertemuan itu, Bursa Efek Thailand akan terus beroperasi pada 13 Januari bersama dengan beberapa bisnis lain, dengan harapan bahwa demonstrasi tidak akan berujung pada kekerasan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
