REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyeh, membuka pintu untuk semua anggota Gerakan Fatah yang melarikan diri dari Gaza pada 2007 untuk kembali ke Gaza dalam rangka rujukan Hamas dan Fatah yang sedang diusahakan kedua fihak.
Haniyeh, Senin (6/1) waktu setempat, mengatakan semua anggota Fatah yang meninggalkan Gaza tahun 2007 dipersilakan untuk kembali. Itu kecuali yang menghadapi peradilan.
''Perdana Menteri mengatakan Kementerian Dalam Negeri juga akan membebaskan anggota-anggota Fatah yang ditahan terkait tuduhan politik, yang jumlahnya sedikit saja,'' sebut laporan Anadolu News Agency yang diberitakan Mi’raj News Agency.
"Tahun 2014 akan menjadi tahun rekonsiliasi Palestina dan kami sepenuhnya siap untuk menanggapi semua pesan-pesan positif yang datang dari saudara-saudara kami dari Tepi Barat," kata Haniyeh. Ia menambahkan langkah-langkah rekonsiliasi masih akan berada di bawah sponsor Mesir.
Pada tahun 2007, pasukan Hamas di Jalur Gaza mengalihkan pasukan yang setia kepada Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas dan merebut kontrol atas Jalur Gaza.
Tumbuh konflik antara Hamas dan Fatah. Hamas membentuk pemerintahan sendiri di Gaza, sementara Fatah melakukan hal sama di Tepi Barat.