REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA – Partai oposisi pemerintah mendesak partai berkuasa, Liga Awami, untuk menggelar pemilu ulang setelah partai tersebut memenangkan pemilu yang baru saja digelar.
Pemimpin oposisi Partai Nasional Bangladesh (BNP), Khaleda Zia, menuduh Perdana Menteri Sheikh Hasina telah membunuh demokrasi di negara tersebut.
Zia yang menjadi tahanan rumah selama dua minggu, menyerukan agar Hasina berdiri bersama BNP dan membiarkan tim independen menyelenggarakan pemilihan ulang.
"Saya meminta pemerintah untuk membatalkan pemungutan suara, mundur dari pemerintahan, dan mencapai kesepakatan bersama untuk menggelar pemilu yang bebas, adil, dan netral dengan pengawasan dari tim independen," katanya seperti dikutip dari AFP.
Menurut dia, pemilu yang diselenggarakan pada 5 Januari tidak hanya menunjukan ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah. Tetapi juga menunjukan pemilu yang bebas, adil, terpercaya, dan damai tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya partai partisipan dan KPU yang terpercaya.
Dilansir dari Channel News Asia, Wakil Presiden BNP Shamser Chowdhury mengatakan pemerintah harus membatalkan pemilu demi hukum dan menyelenggarakan pemilu ulang dengan pengawasandari tim independen.
Selain itu, Amerika Serikat juga mendesak pemerintah untuk segera melakukan pemilihan ulang dengan melibatkan seluruh partai-partai besar.
"Dengan lebih dari setengahkursi di parlemen yang tak tersaingi, hasil dari pemilu bukan merupakan keinginan rakyat Bangladesh," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Marie Harf.
Ia mengatakan Amerika meminta pemerintah Bangladesh dan partai oposisi segera berdialog menemukan solusi dalam menyelenggarakan pemilihan ulang yang bebas, adil,damai, dan terpercaya.