REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA -- Sebanyak 23.546 pengungsi Sudan Selatan yang menyelamatkan diri dari pertempuran di dalam negeri mereka telah menyeberang ke dalam wilayah Uganda pada 16 Desember, kata satu laporan baru dari badan pengungsi PBB di Kampala, Selasa (7/1).
Laporan yang diperbarui tersebut oleh Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mengatakan banyak pengungsi terus mengalir ke dalam negara di Afrika Timur itu. Di antara 23.546 pengungsi tersebut terdapat 16.264 orang yang diterima di pusat persinggahan/gedung sekolah dasar Dzaipi di Kabupaten Adjumani dan 5.552 orang diterima di pusat penampungan Ocea. Juga terdapat 1.730 orang yang telah tiba langsung ke permukiman pengungsi Kiryandongo.
"Situasi di perbatasan Elegu/Nimule dan pusat persinggahan Dzaipi tetap mengkhawatirkan mengingat sangat banyaknya orang yang datang," kata laporan tersebut.
Lembaga PBB itu menyatakan meskipun tanggap-darurat sedang dilancarkan dan sebagian bantuan tersedia, masih terjadi kekurangan kritis tempat berteduh, fasilitas air dan kebersihan, dan pasokan medis buat tempat penampungan yang dipenuhi orang.
Lembaga kemanusiaan yang menangani pengungsi, katanya, telah kewalahan menghadapi jumlah orang yang datang dan berjuang menangani situasi tersebut, demikian laporan Xinhua Rabu (8/1). "Mengingat besarnya arus pengungsi, semua kebutuhan dasar memerlukan tanggapan segera," kata laporan itu.
Pertempuran meletus pada Desember antara tentara yang setia kepada mantan wakil presiden Riek Machar dan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir. Ada pembicaraan yang berlangsung antar-pihak yang berperang dalam upaya menghentikan pertempuran.