REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran memperingatkan negara itu menentang pemberlakuan sanksi baru yang mungkin dijatuhkan. Iran menyatakan setiap sanksi baru Amerika Serikat terhadap Republik Islam itu akan membunuh pembicaraan mengenai nuklir. Demikian kata Press TV pada Selasa (7/1).
"Persetujuan setiap sanksi baru akan sama dengan membunuh pembicaraan nuklir yang sedang berlangsung," kata wanita Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marzieh Afkham.
Komentar Afkham dikeluarkan sebagai reaksi atas rancangan sanksi yang diajukan senator AS untuk memberlakukan embargo baru atas Iran yang akan mengharuskan pengurangan lebih lanjut ekspor minyak Iran.
"Upaya oleh Kongres dan Senat AS bagi pemberlakuan sanksi baru akan mendorong kecenderungan pembicaraan antara Iran dan P5+1 ke arah kegagalan," kata Afkham sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Rabu pagi.
Republik Islam tersebut sedang mengadakan pembicaraan dengan enam negara besar dunia --Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Cina dan Jerman-- mengenai pelaksanaan kesepakatan-nuklir sementara yang dicapai antara Iran dan keenam negara itu pada November tahun lalu.
Mereka berusaha mengakhiri sengketa selama satu dasawarsa mengenai program nuklir kontroversial Iran.