Rabu 08 Jan 2014 13:10 WIB

AS Tambah 800 Tentara ke Korea Selatan, Tekanan untuk Korea Utara

Pasukan AS di Irak
Foto: islamtimes.org
Pasukan AS di Irak

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amerika Serikat Selasa mengatakan pihaknya akan mengirim 800 tentara lagi ke Korea Selatan sementara sekutu itu memperingatkan Korea Utara untuk tidak melakukan provokasi, saat kekhawatiran meningkat atas stabilitas pemerintah itu.

Di tengah-tengah kecemasan setelah pemimpin Korut Kim Jong-Un mengeksekusi pamannya ,Menteri Luar Negeri AS John Kerry bertemu dengan Menlu Korsel Yun Byung-Se di Washington dan mengatakan"tidak ada perpecahan" antara kedua negara.

"Kami tetap berjanji penuh untuk membela Republik Korea, termasuk melalui pencegahan serangan dan menempatkan sepenuhnya kemampuan militer AS," kata Kerry mengacu pada nama Korsel.

"Kami akan terus memodernisasi kemampuan kami agar kami siap menghadap setiap ancaman," kata Kerry.

Pentagon mengatakan Angkatan Darat AS akan mengirim 800 tentara lagi bersama dengan kendaraan-kendaraan lapis baja dan tank-tank mulai bulan depan ke kamp-kamp Hovey dan Stanley dekat garis demarkasi dengan Korut.

Penggelaran bergilir itu dari Batalyon I, Resimen Kavaleri XII adalah bagian dari perubahan strategi AS ke arah kawasan Asia-Pasifik" dan memungkinkan tanggapan lebih luas lebih dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan operasional," kata Pentagon dalam satu pernyataan.

Juru bicara Pentagon Kolonel Steven Warren mengatakan AS, yang telah menggelar 28.500 tentara di Korsel, akan meningkatkan kehadirannya melalui keputusan itu tetapi langkah itu "telah lama direncanakan."

"Ini adalah satu penambahan," kata Warren kepada wartawan.Unit kavaleri yang "siap tempur" akan menjalankan tugas mereka selama sembilan bulan dan meninggalkan 40 kendaraan tempur lapis bajanya Bradley dan 40 tank M1 Abram bagi pasukan yang menyertai peralatan-peralatan itu, kata Pentagon.

Korsel dan AS terkejut ketika Korut melakukan tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang secara terbuka mengumumkan pengeksekusian Jang Song-Thaek, paman pemimpin muda Kim Jong-Un dan mantan mentor-- karena dituduh melakukan satu persekongkolan.

Yun, yang juga mengunjungi Pentagon, mengatakan AS dan Korsel sedang melakukan konsultasi erat dengan China-- sekutu paling dekat Korut--mengenai program senjata-senjata nuklir Korut dan membicarakan "ketidakstabillan yang meningkat" pemerintah itu.

Dalam hal terjadi provokasi Korut, Korsel dan AS akan menanggapinya dengan keras sesuai dengan kondisi pertahanan gabungan kami," kata Yun kepada wartawan.

Kerry menyatakan dukungannya bagi usaha-usaha diplomatik oleh Presiden Korsel Park Geun -Hye, yang mengusulkan dimulainya kembali reuni para keluarga berusia lanjut yang terpisah akibat Perang Korea tahun 1950-1953,

Park, kendatipun memperingatkan bahaya-bahaya dari Korut, juga mengatakan pada Senin bahwa Krsel akan meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada Korut melalui organisasi-organisasi internasional.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement