Rabu 08 Jan 2014 13:36 WIB

Kunjungan Rodman ke Korut Kembali Tuai Kecaman

Rep: Gita Amanda/ Red: Mansyur Faqih
Dennis Rodman
Foto: AP/John Minchillo
Dennis Rodman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Veteran pemain basket Dennis Rodman kembali mengejutkan publik dengan datang ke Korea Utara (Korut). Rodman yang tiba di Pyongyang, Senin (6/1), mengaku datang untuk menggelar pertandingan persahabatan dengan tim bola basket Korut. 

Pertandingan tersebut merupakan hadiah ulang tahun bagi Presiden Korut Kim Jong Un, yang begitu menyukai olah raga. Kontan saja kedatangan Rodman memicu berbagai protes dan kecaman keras dari Amerika Serikat (AS).

Sejumlah aktivis dan politisi AS melihatnya sebagai santapan propaganda Korut. Juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan, tak mau mengomentari berlebihan mengenai kunjungan Rodman. Ia menekankan kunjungan itu sebagai perjalanan pribadi yang tak disetujui oleh pemerintah AS.

Carney meminta Rodman untuk prihatin atas nasib misionaris keturunan Korea-Amerika Kenneth Bae yang ditahan pemerintah Korut karena dianggap ingin menggulingkan pemerintah. Hingga saat ini Carney terus mendesak DPR Korut untuk memberi amnesti dan membebaskan Bae.

Namun Adik Bae, Terri Chung memberi komentar keras terhadap kedatangan mantan pemain Knicks Smith itu ke Korut. Menurutnya Rodman tak tahu apa-apa soal kasus yang menimpa Bae. "Ini bukan sekadar pertandingan ini adalah tentang kehidupan seorang ayah tiga anak, saudara, suami," ujar Chung.

Sebelumnya Rodman memberi komentar pedas dalam sebuah wawancara televisi Selasa (7/1) saat ditanya kaitan kunjungannya dan keprihatianan pada kasus Bae. Rodman kala itu malah menyalahkan Bae. Menurutnya ia ditahan karena kesalahannya sendiri dan harus bertanggung jawab atas hal tersebut.

"Jika Anda memahami apa yang Bae lakukan, apa Anda tahu apa yang dilakukannya di negara ini (Korut) dan kenapa dia ditahan? " Kata Rodman.

Bae, dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa untuk subversi negara di Korut. Ia ditahan 2012 kala memimpin kelompok tur melalui wilayah utara negara tersebut. Mahkamah Agung Korut menuduhnya menggunakan usaha pariwisata untuk membentuk kelompok yang bertujuan menggulingkan pemerintahan.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement