Kamis 09 Jan 2014 12:23 WIB

Menlu Israel Pertahankan Rencana Kontroversial Pemukiman

Israel (ilustrasi)
Foto: westernfreepress.com
Israel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel Avigdor Lieberman mempertahankan usulnya untuk menyerahkan kota kecil Arab Israel kepada kekuasaan Pemerintah Otonomi Palestina. Sebagai pertukaran bagi kedaulatan atas Permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Rencana Lieberman merancang kota kecil Arab di wilayah "segi tiga" sebelah tenggara Haifa, termasuk beberapa kota kecil yang berpenduduk padat, akan menjadi bagian dari Negara Palestina dalam setiap kesepakatan masa depan. 

Sebagai imbalannya, Israel menguasai beberapa blok Permukiman Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan. Ada sebanyak 300 ribu orang Arab Isrel tinggal di daerah itu.

Namun, usul Lieberman, yang dikenal sebagai rencana pemindahan penduduk, menghadapi penentangan kuat dari banyak orang Arab yang tinggal di daerah tersebut.

Di dalam pembelaannya, Lieberman secara menyindir mengatakan, "Orang Arab di Wadi Ara (satu desa Arab di Israel Utara) secara tiba-tiba menjadi pecinta Zion." 

Ia merujuk kepada Zionisme, gerakan awal Abad 20, yang mengupayakan agar orang Yahudi bisa pulang ke Israel dari pengasingan. "Secara mendadak, mereka menjadi bagian terpadu Negara Israel," kata Lieberman, Rabu (8/1). 

Ia menyampaikan keraguan mengenai rasa memiliki orang Arab atas Negara Israel. Presiden Israel Shimon Peres menyampaikan ketidak-setujuannya atas rencana tersebut dan menyebutnya tidak dapat dilaksanakan. 

"Israel tak bisa membawa pergi kewarganegaraan warga semata-mata karena mereka orang Arab," ujar Peres. 

Rencana itu juga menerima banyak kecaman dari politisi sayap-kiri dan dari dalam koalisi kabinet Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement