REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA – Listrik di sebagian wilayah Asheville, North Carolina, Selasa (7/1) waktu Amerika Serikat, sempat mati selama 12 jam. Kondisi ini membuat warga di sana semakin kedinginan dan tidak dapat melakukan aktivitas di luar rumah.
“Kemarin (Selasa 7/1,red, waktu Amerika Serikat) ya, di rumah saja, listrik mati selama 12 jam. Jadi nggak ada heater, internet mati, garasi nggak bisa dibuka karena untuk buka pintunya harus pakai listrik. Dadi yo mung kademen (Jadi ya, kedinginan), pakai baju berlapis-lapis...,” kata Atiek Sudjito, seorang dosen asal Yogyakarta yang menetap di Asheville, North Carolina melalui BBM, Kamis (9/1).
Lebih lanjut Atiek mengatakan jika listrik tidak mati tentu tidak terlalu kedinginan dan bisa beraktivitas lain. “Kalau listrik nggak mati ya bisa beraktivitas biasa di rumah, nonton TV, kerja di rumah, surfing internet atau BBMan..,” kata Atiek.
Saat listrik mati, kata Atiek, cuaca di sana sedang wind chill yang suhunya mencapai -10 F (minus 10 derajat Fahrenheit). “Hari ini (Rabu 8/1, waktu Amerika Serikat), temperatur sudah naik sampai 34 F. Meski sudah lebih baik, tetapi jam masuk sekolah diundur tiga jam dan masuk pukul 11.00,” kata Atiek.