REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM –- Perusahaan pengelola dana pensiun Belanda, PGGM, menarik kembali dana investasinya di Israel. Hal ini terkait adanya permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Dilansir dari Reuters, Kamis (9/1), seorang manajer dana pensiun yang terbesar di Belanda mengatakan, akan menarik kembali dana investasinya dari lima bank Israel, Rabu (8/1) kemarin. Langkah PGGM ini dinilai mencerminkan ketegangan antara Uni Eropa dan perusahaan-perusahaan Israel dalam dunia bisnis yang terlibat dalam pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
PGGM tidak menyebutkan berapa nilai investasinya di Israel tersebut, namun pihaknya mengatakan klien terbesarnya memiliki saham di bank sebesar 9 juta euro pada 2012. Sementara itu, dikutip dari Haaretz, nilai investasi di bank Israel berjumlah puluhan juta euro.
“Selama bertahun-tahun, PGGM telah melakukan dialog dengan bank-bank tersebut. Karena mereka terlibat dalam pembiayaan pemukiman Israel di wilayah Palestina,” kata PGGM.
Menurut PGGM, pemukiman Israel di wilayah Palestina dinilai ilegal berdasarkan hukum kemanusian internasional. PGGM merupakan perusahan dana pensiun terbesar di Belanda dengan aset senilai 153 miliar euro. Kelima bank tersebut adalah Bank Hapoalim, Bank Leumi, First International Bank of Israel, Israel Discount Bank, dan Mizrahi Tefahot Bank.
Menanggapi hal itu, bank-bank Israel mengatakan hukum Israel tidak mengizinkan mereka untuk berhenti memberikan pelayanan di pemukiman itu.
Keputusan perusahaan Belanda ini pun disambut oleh Palestina. “Boikot harus dilakukan untuk menekanpendudukan Israel di tanah Palestina. Sehingga sangat disayangkan apabilapendudukan di tanah Palestina terus berlanjut dan melanggar hukuminternasional,” kata anggota parlemen Palestina, Qais Abdul Kareem.