REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Kubu Presiden, Salva Kiir, dan mantan Wakil Presiden Riek Machar gagal membuka kebuntuan dalam pembahasan gencatan senjata dalam perundingan yang dimediasi Ethiopia, Rabu (7/1).
BBC melansir Kiir menawarkan pembebasan bersyarat tahanan oposisi untuk ikut dalam perundingan jika perundingan berpindah dari Ethiopia ke Juba. Para tahanan harus kembali ke tahanan pada malam hari usai perundingan. Syarat ini ditolak kubu Machar.
Kondisi ini kembali memicu kembali konflik di beberapa wilayah di antaranya di Ibu Kota Negara Bagian Jonglei, Bor, demikian seperti dikutip AFP.
Di Kota Minkammen, 25 kilometer selatan Bor, dibanjiri pengungsi yang melarikan diri dari kamp. Pertempuran tentara pemerintah dengan oposisi bersenjata dapat terdengar cukup jelas di sana.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan kondisi di Sudan Selatan mencekam. ''Sudan Selatan kini menghadapi krisis serius yang memuncak,'' kata Presiden ICRC Peter Maurer usai melakukan kunjungan tiga hari di negara yang merdeka pada 2011 itu.
Meski telah memasuki perundingan, konflik antara pemerintah dengan oposisi tetap berlangsung. Konflik yang berlangsung pertengahan Desember lalu ini telah menewaskan setidaknya 1.000 orang.