Kamis 09 Jan 2014 20:37 WIB

Hari Ini, Israel Serang Jalur Gaza Dua Kali

 Tentara Zionis Israel mempersiapkan tank di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, Sabtu (17/11). (Reuters/Ronen Zvulun)
Tentara Zionis Israel mempersiapkan tank di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, Sabtu (17/11). (Reuters/Ronen Zvulun)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Dalam satu hari, Kamis (9/1) sore, Angkatan Udara Israel (IAF) dua kali menyerang selatan Jalur Gaza.

"Sebagai reaksi atas serangan mortir, satu pesawat IAF mengincar satu lokasi teror di bagian selatan Jalur Gaza. Serangan langsung dikonfirmasi," kata juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), seperti disadur dari Xinhua.

Pesawat tersebut menembakkan dua rudal ke satu pos gerilyawan di Daerah Rafah. Pada Kamis pagi, IAF menyerang beberapa sasaran di Jalur Gaza, setelah tiga bom mortir ditembakkan gerilyawan Palestina dari daerah kantung yang dikuasai Hamas ke arah tentara Israel yang ditempatkan di dekat pagar perbatasan.

IDF dan Palestina melaporkan dua gerilyawan tewas dalam serangan pada Kamis pagi. Juru Bicara IDF Let Kol Peter Lerner mengatakan militer akan terus bekerja terhadap gerilyawan dari Jalur Gaza.

"Konflik yang terjadi ini yang kami hadapi dengan dasar setiap hari tak bisa dipikul oleh warga sipil Israel. Kewajiban IDF lah untuk beroperasi semampunya untuk mencegah keinginan ... jahat semacam ini membuat takut warga sipil Israel dan menyerang tentara IDF," kata Lerner, sebagaimana dilaporkan Xinhua.

"Kami akan melanjutkan kegiatan kami guna mencegah semua ancaman yang berasal dari Jalur Gaza," kata juru bicara itu.

Meskipun kondisi relatif tenang di seluruh pagar perbatasan Israel-Jalur Gaza sejak operasi militer Israel, Pilar Pertahanan, pada November 2012, telah terjadi beberapa pertengkaran mematikan dalam satu bulan terakhir.

"Setelah serangan mortir, IDF mencegat pelaku teror selama persiapan terakhir mereka untuk menembakkan roket ke arah Israel," kata juru bicara itu di dalam satu pernyataan.

"Tak ada kerusakan atau korban cedera yang dilaporkan di antara personel militer."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement